Home | News | Opinion | Contact Us
+  FROM EVERY NATION, PEOPLE AND LANGUAGE: Sharing Intercultural Life and Mission  +
 

Pekan II Kapitel Jendral XVII:  


Dewan Pimpinan Kongregasi SVD, SSpS dan SSpS AP


P. Alexander P. Zatyrka, SJ, salah satu pembicara


Laporan oleh Koordinator JPIC, P. Milan Bubak

 
Pesta Keluarga Arnoldus dan Penetapan Arah Dasar Serikat    
     
 

"Saat ini kaum perempuan lebih sering diundang dan didengarkan tetapi masih jarang dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Bagi kami ini sebuah kekurangan, karena kaum perempuan memiliki cara berbeda dalam melihat dan menerapkan kepemimpinan dan keadilan. Dalam tahapan tertentu, hal ini diabaikan di dalam gereja dan cukup mempengaruhi keadaan. Kami yakni, bahwa dunia dan gereja akan berubah kalau ada lebih banyak perhatian terhadap hal ini. Selain itu, tidak lah baik kalau keputusan yang berpengaruh pada hidup banyak orang, baik kaum pria maupun perempuan (dan anggota gereja terbanyak adalah perempuan) hanya dilakukan oleh kaum pria", kata Pemimpin Umum Kongregasi Suster-suster Abdi Roh Kudus, Sr. Maria Theresia Hörnemann, SSpS.

Ungkapan itu terlontar dalam pertemuan ketiga kongregasi yang didirikan St. Arnoldus Janssen, yakni SVD, SSpS dan SSpS AP, Senin, 25 Juni 2012, di Ad Gentes Center. Dewan Pimpinan ketiga kongregasi hadir lengkap. Pimpinan SVD: P. Antonio Pernia (Superior Jendral), P. Konrad Keller (Wakil Superior Jendral), P. Bob Kisala (Admonitor), Br. Alfonoso Berger, P. Estanislaus Chindekase, P. Arlindo Diaz dan P. Gregory Pinto (Konsultor). Pimpinan SSpS: SSpS: Sr. Maria Theresia Hörnemann (Pemimpin Umum), Sr. Pauline Pereira (Wakil Pemimpin Umum), Sr. Judith Vallimont, Sr. Jessy George, Sr. Maria Cristina Avalos, Sr. Stefani Handayani, Sr. Estela Parmisano (Anggota Dewan). Pimpinan SSpSAP: Sr. Mary Elizabeth (Superior Jendral), Sr. Mary Devota (Wakil Superior Jendral) dan Sr. Mary Renée (Konsultor Jendral).

Dalam pengarahannya, Superior Jendral SSpS AP, Sr. Mary Elizabeth menekankan dua kunci utama untuk menghayati interkulturalitas, yakni Inkarnasi dan Ekaristi. Dalam inkarnasi Tuhan menjadi bagian dari komunitas manusia yang berbeda dalam banyak hal, dan Ekaristi menarik umat dari berbagai latar belakang untuk berhimpun dalam satu keluarga. Sementara itu, Pemimpin Umum SSpS, Sr. Maria Theresia Hörnemann, menekankan pentingnya kerjasama yang lebih seimbang di antara anggota keluarga Arnoldus. Peranan AJSC (Arnold Janssen Spirituality Center) sangat penting, di samping kebutuhan lain di bidang misi dan formasi. Dalam dialog, para kapitularis mengungkapkan penghargaannya terhadap keterlibatan SSpS dan SSpS AP, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam berbagai karya misi SVD. Penghargaan khusus diberikan kepada SSpS AP yang setiap hari berdoa bagi para misionaris SVD. Acara pertemuan anak-anak Arnoldus ini diakhiri dengan perayaan Ekaristi dan santap siang bersama.

Hari-hari selanjutnya dalam pekan ini diisi dengan input dan diskusi tentang "Arah Dasar Serikat" (Congregational Directives). Selasa (26/6) diisi dengan sumbangan pemikiran dari dua pembicara yakni P. Alexander P. Zatyrka, SJ, profesor dari Universitas Gregoriana, Roma, dan Sr. María Cristina Ávalos, SSpS, anggota Dewan Pimpinan SSpS. P. Zatyrka mengingatkan peserta, bahwa tidak semua pertemuan antar budaya membawa kebaikan, karena ada kemungkinan satu budaya akan menguasai yang lain. Hal ini harus disadari dalam karya pelayanan misi. Sementara itu Sr. M. C. Ávalos menggarisbawahi dua hal sederhana yang menjadi kunci menghayati interkulturalitas dalam komunitas, yakni kesediaan untuk mendengar dan belajar. Rabu sampai dengan Jumat (27-29/6) diisi dengan laporan para staf jendralat di bidang keuangan (P. Stefan Gerdes), prokur misi (P. Giancarlo Girardi), misi (P. Pio Estepa), formasi (P. Tomas Malipurathu), komunikasi (Fr. Tomas Kallancira), Kitab Suci (P. Lukas Jua) dan JPIC (P. Milan Bubak).

 
 
 
 
 
 
 
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
 
Sabtu (30/6) merupakan muara dari pekan ini, yakni pembahasan dan penetapan "Arah Dasar Serikat" untuk enam tahun ke depan. Rumusan yang sudah disiapkan oleh tim perumus didiskusikan dalam kelompok mini (basic group) kemudian diperdalam di tingkat zona (zonal group) lalu dibahas dalam forum pleno. Arah dasar ini memuat dua hal pokok, yakni komitmen interkutluralitas ad extra dan ad intra. Dalam komitmen ad extra, ada sepuluh bidang yang akan menjadi perhatian yakni (1) Primary and New Evangelization, (2) Ecumenical and Interreligious Dialogue, (3) Promotion of the Culture of Life, (4) Family and Youth, (5) Education and Research, (6) Indigenous and Ethnic Communities, (7) Migration, (8) Reconciliation and Peace Building, (9) Social Justice and Poverti Eradication, and (10) Integrity of Creation. Sementara itu komitmen ad intra berpegang pada lima bidang utama yakni (a) spiritualitas, (b) komunitas, (c) kepemimpinan, (4) keuangan dan (5) formasi. Setelah melewati berbagai diskusi, tambahan dan pengurangan, forum akhirnya memutuskan untuk menerima dokumen ini lewat mekanisme voting. Dengan ini arah dasar tersebut akan menjadi pedoman hidup dan misi semua misionaris SVD di seluruh dunia, baik sebagai komunitas maupun sebagai individu.
 
   
BERITA SEBELUMNYA  |  PANORAMA KAPITEL  |  BERITA BERIKUTNYA


 
All stories by TIRTA WACANA Team except where otherwise noted. All rights reserved. | design: (c) aurelius pati soge