Jl. Kelapa Hijau - Bukit Indah Sukajadi - Batam 29642
SEARCH:

                 
  SVD Batam SOVERDIA (Awam SVD) Pelayanan Kitab Suci Pelayananan Internasional Liturgi dan Devosi Tirta Wacana  
 
Firman Tuhan untukku hari ini...
 
Betapa dalamnya Sabda Alkitabiah.
Semoga kita memperlakukannya dengan penghargaan yang tinggi (St. Arnoldus Janssen
)
 
  Yesus naik ke dalam sebuah perahu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu IA duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai, Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Luk 5:3-5)  
   
   
 
 
Agustus 2014
  MASA BIASA PEKAN 19
   
Dengan mengampuni sesama, aku sesungguhnya menyembuhkan diriku sendiri.

TEMANKU Alfons seorang yang halus perasaannya. Ia selalu sabar dalam menghadapi persoalan hidup, perilaku teman-teman, dan sebagainya. Tetapi sekali waktu aku menggodanya berlebihan. Alfons marah sekali, tetapi ia tak mampu mengungkapkan kemarahannya itu. Akibatnya ia jadi gelisah sendiri. Menyadari kesalahanku, aku pun jadi gelisah. Alfons bukan orang yang pantas diperlakunkan seperti itu. Sementara aku berpikir bagaimana meminta maaf, tak diduga Alfons yang datang kepadaku. Terjadilah dialog dari hati ke hati. Bagi Alfons, kemarahan tak ada gunanya. Ia datang untuk menyampaikan bahwa ia sudah memaafkan diriku sebelum aku meminta maaf. Aku malu sendiri, tetapi menyadari, bahwa dengan memaafkan Alfons justru membebaskan dirinya sendiri dari kemarahan dan dendam. Ia tak mau dirusak oleh suasana yang buruk tersebut.

Menjawabi pertanyaan Petrus tentang berapa kali seseorang harus memberi maaf, Yesus menyebut angka tujuh puluh kali tujuh kali. Jadi empat ratus sembilan puluh kali. Sesedikit itu? Tidak, itu sangat banyak. Mengapa? Tiap kali mengampuni, seseorang perlu berjuang mengatasi kemarahannya, mengendalikan diri agar tak berlaku kasar, dan sebagainya. Semuanya itu membutuhkan energi psikologis yang kuat. Mengampuni sekali saja sudah menuntut korban diri yang besar, apalagi sampai empat ratus sembilan puluh kali. Itu jumlah raksasa dan sulit dilakukan oleh manusia biasa.

Mengapa Yesus menekankan pengampunan setinggi itu? Maksud utama Yesus ialah, pengampunan harus diberi tanpa syarat. Dengan itu kemauan mengampuni melekat pada diri dan menjadi bagian dari kepribadian kita. Pengampunan memulihkan komunikasi, menolong sesama membaharui diri dan juga menyembuhkan luka jiwa diri sendiri, karena pengampunan justru membebaskan diri dari dendam dan akibat-akibat buruk yang menyertainya. Ketika pengampunan menjadi kebajikan yang melekat pada kepribadian kita, gerak batin tersebut akan muncul dengan sendirinya setiap ada perselisihan. Jika pengampunan telah menjadi kebiasaan, rasa sakit karena pengorbanan diri itu akan menyusut bahkan hilang, karena mengampuni sesama justru menjadi sumber sukacita.

Sadarilah selalu indahnya pengampunan dan upayakanlah selalu di dalam hidup. Betapa indahnya hidup bersaudara kalau kasih dan pengampunan selalu menjadi kebutuhan bersama. (ap)

  1. Pernahkah anda menolak untuk mengampuni sesamamu yang meminta maaf?
  2. Apa akibat buruk yang anda alami kemudian?

(c) 2014 aurelius pati soge

REFLEKSI BULAN INI
Mg
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
27 28 29 30 31 1
28 29 30
1
2
3
4 5 6
  Kamis, 14 Agustus 2014
 
 

MULAI SEKARANG SEGALA BANGSA AKAN MENYEBUT AKU BERBAHAGIA OLEH KARENA NAMANYA YANG KUDUS

   
   
   
 
Yeh 12:1-12 | Mzm 78:56-59.61-62 | Mat 18:21-19:1

 

Berjalanlah seperti orang buangan di depan mereka pada siang hari (Yeh 12:1-12)

Tuhan bersabda kepadaku, “Hai Anak Manusia, engkau tinggal di tengah-tengah kaum pemberontak. Mereka mempunyai mata, tetapi tidak melihat. Mereka mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar, sebab mereka itu kaum pemberontak. Maka engkau, hai Anak manusia, siapkanlah bagimu barang-barang seperti seorang buangan, dan berjalanlah seperti orang buangan di hadapan mereka pada siang hari. Berangkatlah dari tempatmu sekarang ini ke tempat lain seperti seorang buangan di depan mata mereka. Barangkali mereka akan insaf bahwa mereka adalah kaum pemberontak. Bawalah barang-barangmu itu keluar seperti barang-barang seorang buangan pada siang hari di depan mata mereka. Dan engkau sendiri harus keluar pada malam hari di depan mata mereka, seperti seseorang yang harus keluar dan pergi ke pembuangan. Di depan mata mereka buatlah sebuah lubang, dan keluarlah dari situ. Di depan mata mereka taruhlah barang-barangmu di atas bahumu dan bawalah itu ke luar pada malam gelap. Engkau harus menutupi mukamu, sehingga engkau tidak melihat tanah. Sebab Aku membuat engkau menjadi lambang bagi kaum Israel.”
Lalu kulakukan seperti diperintahkan kepadaku. Aku membawa pada siang hari barang-barang seperti perlengkapan seorang buangan, dan pada malam hari aku membuat lobang di tembok dengan tanganku. Pada malam gelap aku keluar dan di hadapan mata mereka aku menaruh barang-barangku ke atas bahuku. Keesokan harinya turunlah sabda Tuhan kepadaku, “Hai, Anak Manusia, bukankah kaum Israel, kaum pemberontak itu bertanya kepadamu, ‘Apakah yang kau lakukan ini?’ Katakanlah kepada mereka, beginilah sabda Tuhan Allah, ‘Ucapan ilahi ini mengenai raja di Yerusalem dan seluruh kaum Israel yang tinggal di sana.’ Katakanlah, ‘Aku menjadi lambang bagimu.’ Seperti yang Kulakukan ini, begitulah akan berlaku bagi mereka; sebagai orang buangan mereka akan pergi ke pembuangan. Dan raja mereka akan menaruh barang-barangnya ke atas bahunya pada malam gelap, dan akan pergi ke luar. Orang akan membuat sebuah lobang di tembok, supaya baginya ada jalan ke luar, ia akan menutupi mukanya supaya ia tidak melihat tanah itu.”

Mazmur Tanggapan (Mzm 78:56-59.61-62; R: 7c)

Ref: Janganlah kita melupakan karya-karya Allah.

  1. Mereka mencobai dan memberontak terhadap Allah, Yang Mahatinggi, dan tidak berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, mereka murtad dan berkhianat seperti moyang mereka, mereka menyimpang seperti busur yang tidak dapat dipercaya.
  2. Mereka menyakiti hati Allah dengan mendirikan bukit-bukit pengurbanan, membuat Dia cemburu karena patung-patung pujaan mereka. Mendengar hal itu, Allah menjadi geram, Ia menolak Israel sama sekali.
  3. Ia membiarkan andalan-Nya tertawan, membiarkan kebanggaan-Nya jatuh ke tangan lawan; ia membiarkan umat-Nya dimangsa pedang, dan murkalah Ia terhadap milik pusaka-Nya.
 

Aku berkata kepadamu, bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali kalian harus mengampuni
(Mat 18:21-19:1)

Sekali peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadapku? Sampai tujuh kalikah?” Yesus menjawab, “Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh kali tujuh kali.”
Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi utangnya, raja lalu memerintahkan, supaya ia beserta anak isteri dan segala miliknya dijual untuk membayar utangnya. Maka bersujudlah hamba itu dan menyembah dia, katanya, “Sabarlah dahulu,segala utangku akan kulunasi.” Tergeraklah hati raja oleh belas kasih akan hamba itu sehingga hamba itu dibebaskannya, dan utangnya pun dihapusnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berutang seratus dinar kepadanya. Kawan itu segera ditangkap dan dicekik, katanya, “Bayarlah utangmu!” Maka sujudlah kawan itu dan minta kepadanya, “Sabarlah dahulu, utangku itu akan kulunasi.” Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke dalam penjara sampai semua utangnya ia lunasi. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Kemudian raja memerintahkan memanggil orang itu dan berkata kepadanya, “Hai hamba jahat! Seluruh utangmu telah kuhapuskan oleh karena engkau memohonnya. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” Maka marahlah tuannya dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi seluruh utangnya. Demikianlah pula Bapa-Ku di surga akan berbuat terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”
Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya berangkatlah Ia dari Galilea,dan tiba di daerah Yudea, di seberang Sungai Yordan.




HARI SEBELUMNYA  |  INDEX  |  HARI BERIKUTNYA
(Teks bacaan diambil dari Buku Bacaan Misale Romawi Indonesia, terbitan Obor, Jakarta)
 


 
All stories by TIRTA WACANA Team except where otherwise noted. All rights reserved. | design: (c) aurelius pati soge