Jl. Kelapa Hijau - Bukit Indah Sukajadi - Batam 29642
SEARCH:

                 
  SVD Batam SOVERDIA (Awam SVD) Pelayanan Kitab Suci Pelayananan Internasional Liturgi dan Devosi Tirta Wacana  
 
Firman Tuhan untukku hari ini...
 
Betapa dalamnya Sabda Alkitabiah.
Semoga kita memperlakukannya dengan penghargaan yang tinggi (St. Arnoldus Janssen
)
 
  Yesus naik ke dalam sebuah perahu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu IA duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai, Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Luk 5:3-5)  
   
   
 
 
Maret 2015
  PEKAN SUCI
   
Keledai Dengan Mahkota Di Kepala

AKU TERINGAT Sr. Benigna, OSU, yang semakin uzur dimakan usia. Semoga ia bahagia di usia senjanya. Ketika itu aku baru tiga tahun menjadi imam, sementara beliau sudah puluhan tahun menjadi biarawati dan pendamping rohani banyak orang. Minggu Palma 1995, aku berkotbah tentang keledai yang selalu disebut pada hari raya agung ini, karena Yesus mengendarainya masuk ke Yerusalem. Andaikata waktu itu Yesus naik kuda, tentu kuda lah yang selalu disebut. Adakah keledai itu penting? Sama sekali tidak. Ia menjadi penting karena ada tokoh besar lain yang ada bersamanya, yakni Yesus. Demikianlah setiap orang Kristiani yang menjadi pewarta iman. Kita memiliki peranan dalam sejarah keselamatan, bukan karena kita penting, melainkan karena Tuhan menggunakan kita sebagai pengantaraNya. Maka mahkota kemuliaan itu tetap milik Tuhan dan kita tidak berhak mengambil alih. Yang perlu kita lakukan hanyalah menjaga agar kita jangan sampai ketinggalan dalam perjuangan menuju keselamatan. Kotbahku yang singkat itu membuatku berkenalan lebih jauh dengan suster yang berpengalaman luas tersebut. Terjadilah interaksi spiritual yang intens. Sharing-sharing pengalaman ternyata sangat membantu. Aku merasa diperkaya dari pengalaman rohaniahnya yang luas, sementara ia juga merasa diperkaya walaupun pengalamanku tak sebanding dengan yang dimilikinya. Lucu tetapi memang nyata. Saya percaya, Tuhan sendiri telah berperanan di dalam perjalanan ini.

KITA SAMPAI di awal Pekan Suci 2015. Di Bible Centre, perayaan Pekan Suci tahun in bertema "Compassion and Mercy". Seperti tahun-tahun yang lewat, perayaan pekan ini diisi dengan banyak refleksi dan meditasi tentang sengsara dan kebangkitan Yesus. Irama yang biasa ditapaki ialah, perayaan kemuliaan Yesus yang masuk Yerusalem, disusul dengan sengsara dan wafat dan dimahkotai dengan kebangkitan. Tragis perjalanan itu, tetapi karunia utama yakni keselamatan menjadi hadiah yang paling berharga. Kita manusia tetaplah berperanan seperti keledai tunggangan Yesus itu. Apakah dengan itu harga diri kita direndahkan? Sama sekali tidak, karena justru dengan menapaki jalan salib Kristus, kita memahami dengan lebih saksama penyempurnaan iman kita yang sering kali terperosok dalam dosa karena tak kuat menghadapi godaan. Secara duniawi, menjadi keledai Yesus itu sebuah penghinaan. Secara rohaniah, sebuah kehormatan karena di sini kita turut serta mengenakan mahkota kemuliaan salib.

JALAN BERLIKU hidupku telah diwarnai oleh banyak hal. Pernah aku meragukan kesetiaan Tuhan dalam hidupku. Kemudian aku sadar, bahwa aku telah mengambil alih peranan Tuhan. Aku menjadikan diriku yang utama, menyalahi prinsipku sendiri yang mengutamakan Tuhan (Kol 1:18). Kini aku memahami bagaimana Tuhan justru tetap setia di saat aku tidak setia. Dan ternyata, IA tidak pernah menganggapku sekedar keledai yang dipergunakan kalau perlu. Ia menjadikan diriku rekanNya dalam berkarya. Mahkota apa yang lebih mulia daripada menjadi rekan kerja Tuhan sendiri? Aku berdiri dan bersyukur. Aku tetap keledai Tuhan yang turut menikmati mulianya Mahkota Salib. (ap)

  1. Pernahkah anda secara serius merenungkan: apa sesungguhnya tujuan hidup anda saat ini?
  2. Apa inspirasi yang anda timba dari peranan keledai tunggangan Yesus untuk mencapai tujuan tersebut?

(c) 2015 aurelius pati soge


minggu palem
REFLEKSI BULAN INI
Mg
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
1 2 3 4 5 6
29 30 31 1 2 3 4
  Minggu, 29 Maret 2015
yesus masuk yerusalem
 
MINGGU PALEM (Hari Raya Yesus Masuk Yerusalem)
 
KEPALA PASUKAN YANG MELIHATNYA MATI DEMIKIAN BERKATA, "SUNGGUH, ORANG INI ADALAH ANAK ALLAH!"
   
   
   
 
Bacaan sebelum perarakan: Mrk 11:1-10
   
Yes 50:4-7 | Mzm 22:8-9.17-18a.19-20.23-24 | Flp 2:6-11 | Mrk 14:1-15:47
 

 

Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan (Mrk 11:1-10)

Ketika Yesus dan para muridNya telah mendekati Yerusalem, di dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang muridNya dengan pesan, “Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda ter-tambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah kemari. Jika ada orang bertanya kepadamu, ‘mengapa kamu lakukan itu’, jawablah, ‘Tuhan memerlu-kannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini.”
Kedua murid itu pun pergi dan menemukan seekor keledai muda, tertambat di depan pintu luar, di pinggir jalan. Lalu mereka melepaskannya. Dan beberapa orang yang ada di situ bertanya kepada mereka, “Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?” Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus. Maka orang-orang itu membiarkan mereka. Kedua murid tadi membawa keledai itu kepada Yesus dan mengalasinya dengan pakaian mereka. Kemudian Yesus naik ke atasnya. Banyak orang menghamparkan pakaian mereka di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. Orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru, “Hosanna! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan. Diberkatilah kerajaan yang datang, kerajaan Bapa kita Daud! Hosanna di tempat yang mahatinggi!”

Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika dinodai, karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu (Yes 50:4-7)

Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan-ku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia memper-tajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggung-ku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabuti janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku, sebab itu aku tidak mendapat noda. Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu.

 

Mazmur Tanggapan (22:8-9.17-18a.19-20.23-24)

Ref: Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan daku?

  1. 1. Semua yang melihat aku mengolok-olok; mereka mencibir dan menggelengkan kepala! Mereka bilang, “Ia pasrah pada Allah! Biarlah Allah yang meluputkannya, biarlah Allah melepaskannya! Bukankah Allah berkenan kepadanya!”
    2. Sekawanan anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung.
    3. Mereka membagi pakaianku di antara mereka, dan membuang undi atas jubahku. Tetapi Engkau, ya Tuhan, janganlah jauh. Ya kekuatanku, segeralah menolong aku!
 

Yesus Kristus telah merendahkan diriNya, maka Allah sangat meninggikan Dia (Flp 2:6-11)

Saudara-saudara, walaupun dalam rupa Allah, Kristus Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabNya Allah sangat meninggikan Dia dan meng-anugerahiNya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuklututlah segala yang ada di langit, yang ada di atas dan di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa semua lidah mengakui, bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.

 

Kepala pasukan melihat Yesus mati dan berkata, “Sungguh, orang ini adalah anak Allah!” (Mrk 14:1 - 15:47)

(...) Pada jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring, “Eloi! Eloi! Lama sabakh-tani!”, yang artinya: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku. Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata, “Lihat, Ia memanggil Elia!” Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucucukkan-nya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum seraya berkata, “Baiklah kita tunggu dan lihat, apakah Elia datang untuk menurunkan Dia.” Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawaNya. Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Waktu kepala pasukan, yang berdiri berhadapan dengan Yesus melihat matiNya demikian, berkatalah ia, “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah.” (...)

 



HARI SEBELUMNYA  |  INDEX  |  HARI BERIKUTNYA
(Teks bacaan diambil dari Buku Bacaan Misale Romawi Indonesia, terbitan Obor, Jakarta)
 
Ki


 
All stories by TIRTA WACANA Team except where otherwise noted. All rights reserved. | design: (c) aurelius pati soge