Jl. Kelapa Hijau - Bukit Indah Sukajadi - Batam 29642
SEARCH:

                 
  SVD Batam SOVERDIA (Awam SVD) Pelayanan Kitab Suci Pelayananan Internasional Liturgi dan Devosi Tirta Wacana  
         
Firman Tuhan untukku hari ini...
 
Betapa dalamnya Sabda Alkitabiah.
Semoga kita memperlakukannya dengan penghargaan yang tinggi (St. Arnoldus Janssen
)
 
  Yesus naik ke dalam sebuah perahu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu IA duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai, Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Luk 5:3-5)  
   
   
 
 
Januari 2016
  MASA BIASA PEKAN 1
 
REFLEKSI BULAN INI
Mg
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
27 28 29 30 31 1
24 25 26 27 28 29 30
31 1 2 3 4 5 6
  Jumat, 15 Januari 2016
  St. Arnoldus Janssen, pendiri SVD, SSpS dan SSpSAP
 

IA YANG LEBIH BERKUASA DARI AKU MASIH AKAN DATANG DAN MEMBAPTIS KAMU DENGAN API DAN DENGAN ROH KUDUS

 
 
 
 
1 Sam 8:4-7.10-22a | Mzm 89:16-19 | Mrk 2:1-12

Kalian akan berteriak karena rajamu, tetapi Tuhan tidak akan menjawab kalian (1 Sam 8:4- 7.10-22a)

Sekali peristiwa berkumpullah semua tua-tua Israel. Mereka datang kepada Samuel di Rama dan berkata kepadanya, “Engkau sudah tua, dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau. Maka angkatlah sekarang seorang raja untuk memerintah kami, seperti halnya dengan segala bangsa lain.” Waktu mereka berkata, “Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami,” Samuel menjadi kesal hati. Maka berdoalah Samuel kepada Tuhan. Tuhan bersabda kepada Samuel, “Dengakanlah perkataan bangsa itu! Segala hal yang mereka katakan kepadamu, turutilah! Sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak! Maksud mereka jangan Aku menjadi raja atas mereka.”
Samuel menyampaikan segala sabda Tuhan kepada bangsa itu, yang meminta seseorang raja kepadanya. Kata Samuel, “Inilah yang menjadi hak raja yang akan memerintah kamu. Anak-anakmu laki-laki akan diambilnya dan dipekerjakannya pada kereta dan pada kuda, dan mereka harus berlari di depan keretanya. Ia akan menjadikan mereka kepala pasukan seribu dan kepala pasukan lima puluh. Mereka harus membajak ladangnya dan mengerjakan penuaian baginya; mereka harus membuat senjata-senjata dan perkakas keretanya. Anaka-anakmu perempuan akan diambilnya sebagai juru campur rempah-rempah, juru masak dan juru makanan. Selanjutnya dari ladangmu, dari kebun anggur dan kebun zaitunmu akan diambilnya yang paling baik, untuk diberikannya kepada pegawai-pegawainya; dari gandum dan hasil kebun anggurmu akan diambilnya sepersepuluh, untuk diberikannya kepada pegawai-pegawai istana dan kepada pegawai-pegawai yang lain. Budak-budakmu laki-laki dan budak-budakmu perempuan, ternakmu yang terbaik dan keledai-keledaimu akan diambilnya dan dipakainya untuk pekerjaannya. Dari kambing dombamu akan diambilnya sepersepuluh, dan kamu sendiri akan menjadi budaknya. Pada waktu itu kamu akan berteriak karena raja yang kamu inginkan itu, tetapi Tuhan tidak akan menjawab kamu.”
Tetapi bangsa itu tidak mau mendengarkan perkataan Samuel. Mereka bersikeras, “Tidak, kami harus punya raja. Biar kami pun sama seperti segala bangsa lain! Raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang!” Samuel mendengarkan segala perkataan bangsa itu, dan menyampaikannya kepada Tuhan. Tuhan bersabda kepada Samuel. “Turutilah permintaan mereka, dan angkatlah seorang raja bagi mereka!”

SEBELUM mengambil sebuah keputusan menyangkut hidup dan misi para anggota tarekat yang didirikannya, baik SVD (Societas Verbi Divini) mau- pun SSpS (Servae Spiritus Sancti), St. Arnoldus Janssen selalu berdoa untuk mencari apa kehendak Tuhan. Doa itu bisa singkat, tetapi banyak kali terjadi dalam rentang waktu yang panjang. Ia bisa melewatkan waktu sepanjang malam berlutut di depan Sakramen Mahakudus untuk mohon penerangan Tuhan. Ketika proses discernimentum itu berakhir dan ia yakin Tuhan telah menjawabi doanya, tak ada satu pun kuasa dunia yang dapat membelokkan keputusannya. Prioritas cuma satu, yakni hanya melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan.

Ketika Yesus mengampuni dosa si lumpuh, Ia tidak bermaksud menunjuk- kan kuasaNya, atau menentang ahli Taurat yang ada di sana. Ia membuat apa yang harus dilakukan. Iman yang dituntut sudah ditunjukkan oleh orang yang membawa si lumpuh itu, ketika mereka membongkar atap untuk bisa menurunkan si lumpuh. Berarti persiapan mereka sudah lima puluh persen, tinggal prasyarat terakhir, yakni pemurnian dari dosa, agar si sakit dapat menerima karunia Tuhan dengan martabat yang suci. Yesus melakukan apa yang melekat pada hakekat diriNya, yakni Tuhan yang Maha peng- ampun. Ia tidak bertindak seperti orang-orang Israel di zaman Samuel yang memaksakan kehendak mereka kepada Tuhan, mencari seorang raja yang sama sekali tidak sesuai dengan pola iman mereka.

Bagaimana kita tahu, mana kehendak Tuhan dan mana bukan? Kita tidak dapat memastikan. Namun kita memiliki petunjuk-petunjuk iman, seperti Sepuluh Perintah Allah, hukum Cinta Kasih, dan lain-lain, yang telah dijabarkan Gereja ke dalam ajaran-ajaran iman dan moral. Pada sisi lain, kita didorong untuk selalu siap bertobat dan memperbaiki diri, ketika di kemudian hari, apa yang kita lakukan itu tidak sesuai kehendak Tuhan. Mari kita ingat pesan St. Arnoldus Janssen, "Jika di kemudian hari karya ini tidak berhasil, dengan rendah hati kita harus menepuk dada dan mengakui, bahwa kita memang tidak layak untuk karya Tuhan." (ap)

Tuhan, bimbinglah kami selalu, agar kapan dan di mana pun kami hanya melakukan apa yang menjadi kehendakMu.

(c) 2016 twm

Mazmur Tanggapan (Mzm 89:16-17.18-19; R: lh.2a)

Ref: Kasih setia-Mu, ya Tuhan, hendak kunyanyikan selamanya.

  1. Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya Tuhan, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu; karena nama-Mu mereka bersorak-sorai sepanjang hari, dan karena keadilan-Mu mereka bermegah-megah.
  2. Sebab Engkaulah semarak kekuatan mereka, dan karena Engkau berkenan, tanduk kami ditinggikan. Sebab milik Tuhanlah perisai kita, milik Yang Kudus-Israellah raja kita.
 

Di dunia ini Anak Manusia memiliki kuasa mengampuni dosa (Mrk 2:1-12)

Selang beberapa hari sesudah Yesus datang ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Yesus memberitakan sabda kepada mereka, beberapa orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya ke hadapan Yesus karena orang banyak itu. Maka mereka membuka atap yang di atas Yesus. Sesudah atap terbuka, mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Melihat iman mereka, berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu, “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Tetapi di situ duduk juga beberapa Ahli Taurat. Mereka berpikir dalam hati, “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghojat Allah! Siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?” Tetapi Yesus langsung tahu dalam hati-Nya bahwa mereka demikian; maka Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh itu ‘Dosamu sudah diampuni’, atau mengatakan ‘Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.” Lalu berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu. “Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya, dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu. Mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya, “Yang seperti ini belum pernah kita lihat!”


HARI SEBELUMNYA  |  INDEX  |  HARI BERIKUTNYA
(Teks bacaan diambil dari Buku Bacaan Misale Romawi Indonesia, terbitan Obor, Jakarta)      


 
All stories by TIRTA WACANA Team except where otherwise noted. All rights reserved. | design: (c) aurelius pati soge