Jl. Kelapa Hijau - Bukit Indah Sukajadi - Batam 29642
SEARCH:

                 
  SVD Batam SOVERDIA (Awam SVD) Pelayanan Kitab Suci Pelayananan Internasional Liturgi dan Devosi Tirta Wacana  
         
Firman Tuhan untukku hari ini...
 
Betapa dalamnya Sabda Alkitabiah.
Semoga kita memperlakukannya dengan penghargaan yang tinggi (St. Arnoldus Janssen
)
 
  Yesus naik ke dalam sebuah perahu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu IA duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai, Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Luk 5:3-5)  
   
   
 
 
Maret 2016
  MASA PRAPASKAH PEKAN 4
 
REFLEKSI BULAN INI
Mg
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
28 29 1 2 3 4
27 28 29 30 31 1 2
  Selasa, 8 Maret 2016
   
 

KITA PATUT BERSUKACITA, KARENA IA TELAH MATI TAPI KINI HIDUP LAGI, IA TELAH HILANG
TAPI KINI DIDAPAT KEMBALI

 
 
 
 
Yeh 47:1-9.12 | Mzm 46:2-3.5-6.8-9 | Yoh 5:1-16

Saya melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup (Yeh 47:1-9.12)

Kata nabi: Seorang malaikat membawa aku ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci, dan mengalir menuju ke Timur: sebab Bait Suci juga menghadap ke Timur. Air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci, sebelah Selatan mezbah. Lallu malaikat itu menuntun aku keluar melalui pintu gerbang Utara, dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju gerbang yang menghadap ke Timur. Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. Lalu malaikat itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya. Ia mengukur seribu hasta, dan menyuruh aku masuk ke dalam air itu; dalamnya sampai di pergelangan kaki. Ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku masuk sekali lagi ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di lutut. Kemudian ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di pinggang,. Sekali lagi ia mengukur seribu hasta, dan sekarang air itu sudah menjadi sungai di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang; suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi.
Lalu malaikat itu berkata kepadaku, “Sudahkah engkau lihat, hai anak manusia?” Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai itu. Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana. Malaikat itu berkata kepadaku, “Sungai ini mengalir menuju wilayah Timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di laut Asin, maka air laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar. Ke mana saja sungai ini mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab kemana saja air sungai itu sampai, air laut di situ menjadi tawar, dan ke mana saja sungai itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.”

SEORANG pelaku bisnis yang kaya dikenal juga sebagai dermawan yang tak segan memberi sumbangan untuk pelayanan orang kecil. Ia juga sering membantu pembangunan gereja-gereja. Praktis, lima puluh persen profit usahanya dipergunakan untuk tujuan tersebut. Dalam satu kesempatan ia berkisah tentang pengalaman hidupnya. "Dulu saya tiga kali gagal dalam usaha", ia berceritera. "Berbekal nekat, saya mengajukan pinjaman ke bank. Kredit bank saya pergunakan untuk dua hal. Lima puluh persen untuk usaha dan lima puluh persen untuk membantu pembangunan gereja. Isteri saya marah-marah, tapi saya tidak peduli. Ternyata usahaku berjalan lancar sekali. Dua tahun kemudian, keuntunganku sudah berlipat, kredit bank bisa dilunasi, saya menyumbangkan dana untuk membeli perlengkapan gereja. Kini usaha saya sudah berkembang sekali, hasil sudah lebih dari cukup untuk hidup dan membiayai pendidikan anak-anak. Sekarang anak-anak sudah mandiri, saatnya saya memperhatikan orang yang membutuhkan. Saya percaya, kalau kita diberi Tuhan secara berlebihan, itu maksudnya supaya kita bisa membagikannya kepada orang lain."

Dari pintu Bait Suci itu mengalir air ke arah Timur, dan semua tempat yang dilewati menjadi subur, tumbuh tanaman buah-buahan untuk makanan dan daun-daunan untuk obat. Demikian pengalaman rohaniah Nabi Yehezkiel. Ketika Yesus bertemu dengan orang sakit di Betesda, ia melimpahinya dengan karunia yang sangat ia nantikan, yakni kesembuhan. Tak ada syarat, tak ada tuntutan, yang ada hanya belas kasih Tuhan, yang mengalir dan memberi kekuatan kepada umatNya.

Bagaimana menjadi pengantara kasih dan kemurahan hati Tuhan? Kisah pelaku bisnis dalam ilustrasi di awal sudah memberi sebuah contoh praktis. Masing-masing kita hendaknya memutuskan sendrii, apa yang harus kita lakukan untuk menanggapi rahmat Tuhan bagi kita. (ap)

Tuhan, karena berkatMu yang melimpah bagi hidup kami, perkenankanlah kami menjadi pembagi rahmatMu kepada sesama kami yang membutuhkannya. Amin!

(c) 2016 twm

Mazmur Tanggapan (Mzm 46:2-3.5-6.8-9; R: 8)

Ref: Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub.

  1. Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.
  2. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.
  3. Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan, yang mengadakan pemusnahan di bumi.
 

Orang itu disembuhkan seketika (Yoh 5:1-16)

Pada hari raya orang Yahudi, Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem, dekat pintu Gerbang Domba, ada sebuah kolam,yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; serambinya ada llima, dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit. Ada di situ seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat oran gitu berbaring di sana, dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya, “Maukah engkau sembuh?” Jawab orang sakit itu kepada-Nya, “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu, apabila airnya mulai goncang; dan sementara aku sendiri menuju kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” Kata Yesus kepadanya, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu, lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan.
Tetapi hari itu hari Sabat. Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu, “Hari ini hari Sabat, dan tidak boleh engkau memikul tilammu.” Akan tetapi ia menjawab mereka, “Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Mereka bertanya kepadanya, “Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?” Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang, ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu.
Kemudian, ketika bertemu dengan dia dalam Bait Allah, Yesus lalu berkata kepadanya, “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” Orang itu keluar, lalu menceritakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.


HARI SEBELUMNYA  |  INDEX  |  HARI BERIKUTNYA
(Teks bacaan diambil dari Buku Bacaan Misale Romawi Indonesia, terbitan Obor, Jakarta)      


 
All stories by TIRTA WACANA Team except where otherwise noted. All rights reserved. | design: (c) aurelius pati soge