Jl. Kelapa Hijau - Bukit Indah Sukajadi - Batam 29642
SEARCH:

                 
  SVD Batam SOVERDIA (Awam SVD) Pelayanan Kitab Suci Pelayananan Internasional Liturgi dan Devosi Tirta Wacana  
         
Firman Tuhan untukku hari ini...
 
Betapa dalamnya Sabda Alkitabiah.
Semoga kita memperlakukannya dengan penghargaan yang tinggi (St. Arnoldus Janssen
)
 
  Yesus naik ke dalam sebuah perahu, yaitu perahu Simon, menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu IA duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai, Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Luk 5:3-5)  
   
   
 
 
Januari 2017
  MASA BIASA PEKAN 3
 
REFLEKSI BULAN INI
Mg
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
1 2 3 4 5 6
29 30 31        
  Sabtu, 28 Januari 2017
  St. Tomas Aquino, imam dan pujangga gereja
 

MARI, IKUTILAH AKU
DAN KAMU AKAN KUJADIKAN
PENJALA MANUSIA

 
 
 
Ibr 11:1-2.8-19 | Luk 1:69-75 | Mrk 4:35-41

Abraham menantikan kota yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri (Ibr 11:1-2.8-19)

Saudara-saudara, iman adalah dasar dari segala yang kita harapkan dan bukti dari segala yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang diterimanya menjadi milik pusakanya. Ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tuju. Karena iman, ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing, dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang beralas kokoh, yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri. Karena iman pula, Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia yakin bahwa Dia, yang memberikan janji itu setia. Itulah sebabnya, dari satu orang, yang malah telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit atau pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.
Dalam iman, mereka semua telah mati sebagai orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi hanya dari jauh mereka melihatnya. Mereka melambai-lambai kepadanya dan mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. Andaikata dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal yang mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke sana. Tetapi yang mereka rindukan adalah tanah air yang lebih baik, yaitu tanah air surgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.
Karena iman, Abraham rela mempersembahkan Ishak tatkala ia dicobai. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan, "Keturunan yang berasal dari Ishak lah yang akan disebut keturunanmu." Abraham percaya, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang sekalipun mereka sudah mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.

 

IMAN ABRAHAM selalu dibahas dengan rasa bangga oleh para keturunannya, terutama orang-orang Israel. Iman itu melahirkan para turunan rohani yang menyebar di seluruh dunia, termasuk umat Allah anggota Gereja Kristus. "Karena iman itu, Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia yakin bahwa Dia yang memberikan janji itu setia", demikian penulis surat kepada orang Ibrani (Ibr 11:11). Keturunan Abraham ini dihimpun di dalam kota yang juga didirikan oleh Allah dan dinanti-nantikan oleh Abraham (bdk. Ibr 11:10), yang bagi kita terwujud dalam Gereja Kudus. Di dalam kota inilah kita berhimpun untuk berbagi dalam segala hal, saling mendukung satu sama lain menuju keselamatan.

IMAN TERSEBUT perlu ditumbuhkan dan dipelihara dengan penuh perhatian dan ketulusan. Namun manusia dengan mudah dialihkan oleh godaan, sehingga tidak memperhatikan pemeliharaan iman itu. Dalam kisah tentang mujizat meredakan badai di danau, Yesus menunjukkan kerapuhan iman para murid ketika menghadapi tantangan. Tantangan itu tidak pernah tidak ada, karena itu para murid harus membentengi diri dengan iman yang berakar pada pewartaan Kristus. "Mengapa kamu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" Yesus menegur para muridNya. Dengan kata lain, jika para murid sungguh percaya siapa Yesus, tak ada yang perlu dicemaskan. Dunia menganiaya dan merusak badan, tetapi tidak akan pernah sanggup mengambil alih jiwa yang ingin bersatu dengan Tuhan.

SANTO TOMAS AQUINO menggunakan talenta yang diberikan Tuhan kepadanya untuk meneguhkan iman banyak umat yang menghadapi goncangan intelektual. Pola pendidikan filsafat rasional tidak memberi banyak ruang gerak bagi iman. Iman sering dilihat tidak rasional, karena itu tak perlu dihargai karena tak ada tempatnya di dalam masyarakat. Dengan piawai Tomas memberi argumen-argumen rasional mendukung eksistensi Tuhan. Argumen itu sangat mewarnai hidup Gereja hingga hari ini. Landasan pijak hanya satu, yakni percaya penuh pada Tuhan. Dalam ukuran kecil kita pun dapat berbuat sesuatu untuk membangun Kota Tuhan. Syaratnya hanyalah percaya penuh pada Kristus. (ap)

Tuhan Yesus, doronglah kami untuk menggunakan segenap kemampuan kami membangun KerajaanMu di dunia. Amin!

(c) 2017 twm

Mazmur Tanggapan (Luk 1:69-75; R: lh 68)

Ref: Terpujilah Tuhan Allah Israel, sebab Ia telah mengunjungi dan membebaskan
        umatNya
.
  1. Ia mengangkat bagi kita seorang penyelamat yang gagah perkasa, Putera Daud, hambaNya. Seperti dijanjikanNya dari sediakala, dengan perantaraan para nabiNya yang kudus.
  2. Untuk menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua lawan yang membenci kita. Untuk menunjukkan rahmatNya kepada leluhur kita dan mengindahkan perjanjianNya yang kudus.
  3. Sebab Ia telah bersumpah kepada Abraham, bapa kita, akan membebaskan kita dari tangan musuh. Agar kita dapat mengabdi kepadaNya tanpa takut dan berlaku kudus dan jujur di hadapanNya seumur hidup.
 

Angin dan danau pun taat kepada Yesus (Mrk 4:35-41)

Pada suatu hari, ketika hari sudah petang, Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka meninggalkan orang banyak yang ada di sana lalu bertolak dan membawa Yesus dalam perahu itu di mana Ia telah duduk. Perahu-perahu lain pun menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid membangunkan Yesus dan berkata kepadaNya, “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Yesus pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau, “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau pun menjadi teduh sekali. Lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain, “Siapakah gerangan orang ini? Angin dan danau pun taat kepadaNya?”

HARI SEBELUMNYA  |  INDEX  |  HARI BERIKUTNYA
(Teks bacaan diambil dari Buku Bacaan Misale Romawi Indonesia, terbitan Obor, Jakarta)      


 
All stories by TIRTA WACANA Team except where otherwise noted. All rights reserved. | design: (c) aurelius pati soge