PEMILIHAN kepala daerah baru terjadi. Warga sejumlah provinsi, kabupaten dan kota madya memilih pemimpin baru. Yang lain masih mempertahankan pemimpin lama. Apapun hasilnya, itulah suara raykat. Dalam pola politik demokrasi, suara rakyat itulah keputusan final. Ternyata dalam menentukan pilihan, banyak orang sering melihat, apakah calon itu ada "kaitannya" dengan dirinya. Misalnya kesamaan visi misi, kesamaan etnis, kesamaan agama, kesamaan ideologi. Mengapa demikian? Karena orang ingin agar dirinya menjadi bagian dari gerakan ini.

PENGUMUMAN tentang diri-Nya sebagai Mesias dilakukan Yesus di kota masa kecil-Nya, yakni Nazareth. Secara kronologis, peristiwa itu terjadi pasca keberhasilan Yesus mengatasi tiga godaan iblis. Sebagai Tuhan ia Mahakuasa, tetapi sebagai manusia ia lelah. Ia butuh kekuatan baru. Tak ada penyegaran yang lebih indah dari-pada di lingkungan tempat Ia mengenal dan dikenal orang. Kitab Nabi Yesaya yang dibaca-Nya menjadi rujukan pengumuman itu. "Pada hari ini, genaplah nubuat itu", kata Yesus. Nubuat tersebut berbicara tentang tahun rahmat, di mana orang buta melihat, orang tawanan dan tertindas dibebaskan, orang miskin mendapat kabar baik. Mulai sekarang, Yesus bukan milik orang Nazareth saja, tetapi miik semua orang yang menantikan kedatangan Sang Mesias yang membawa pembebasan.

MEMULAI suatu karya baru itu membutuhkan keberanian untuk memutuskan. Tanpa itu tak pernah ada langkah pertama. Langkah awal ini seringkali menentukan apakah kita berhasil atau gagal. Namun langkah awal itu harus dipelihara dengan manajemen yang baik, jejaring kerja sama yang kuat dan komunikasi yang efisien. Walaupun berat, mewartakan Sabda Tuhan harus kita mulai dalam konteks kita. Karya tersebut kita rancang sejalan dengan profesi dan bakat lalu disumbangkan bagi komunitas Kristiani. Di mana dua atau tiga orang berhimpun dalam nama Tuhan, di sana Dia berada di tengah kita. (ap)

Peringatkan kami selalu, ya Tuhan, agar kami dengan berani memulai karya pewartaan Firman-Mu di tengah kehidupan kami. Amin.