Jl. Kelapa Hijau - Bukit Indah Sukajadi - Batam 29642
SEARCH:

                 
  SVD Batam SOVERDIA (Awam SVD) Pelayanan Kitab Suci Pelayananan Internasional Liturgi dan Devosi Tirta Wacana  
         
Firman Tuhan untukku hari ini...
 
Betapa dalamnya Sabda Alkitabiah.
Semoga kita memperlakukannya dengan penghargaan yang tinggi (St. Arnoldus Janssen
)
 
  Yesus naik ke dalam sebuah perahu, yaitu perahu Simon, menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu IA duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai, Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Luk 5:3-5)  
   
   
 
 
Januari 2021
  MASA BIASA PEKAN 2
 
REFLEKSI BULAN INI
Mg
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
          1
24 25 26 27 28 29 30
31            

Selasa, 19 Januari 2021
 
  St. Marius, martir - pekan doa sedunia  
 
UJUD GEREJA INDONESIA:
Semoga kita sebagai bangsa dapat melanjutkan dan makin mengembangkan solidaritas, terlebih dengan mereka yang miskin dan menderita oleh karena wabah Covid-19.
 
 
Ibr 6:10-20 | Mzm 111:1-2.4-5.9.10c | Mrk 2:23-28

Pengharapan adalah sauh yang kuat dan aman (Ibr 6:10-20)

Saudara-sudara, Allah bukan tidak adil. Maka tidak mungkin Ia lupa akan pekerjaan dan kasih yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya lewat pelayananmu terhadap orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang. Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang lestari, sampai apa yang kamu harapkan akhirnya benar-benar kamu miliki. Kami ingin kalian jangan menjadi lamban, tetapi bersemangat mengikuti jejak mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah. Ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri karena tidak ada yang lebih tinggi daripada-Nya Dalam sumpah itu Ia berjanji, “Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak.” Abraham menanti dengan sabar, dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya. Kalau orang bersumpah, ia besumpah demi orang yang lebih tinggi, dan baginya sumpah itu menjadi suatu pengukuhan yang mengakhiri segala kesangsian. Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji, dan supaya mereka benar-benar percaya akan putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah. Kedua kenyataan ini, janji dan sumpah, tidak berubah-ubah, dan tentang ini Allah tidak mungkin berdusta! Jadi maksud Allah mengikat janji dengan sumpah ialah, supaya kita yang mencari perlindungan beroleh dorongan yang kuat, bahwa kita akan menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, sauh yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, yakni ketia Ia, menurut tata imamat Melkisedek, menjadi Imam Agung untuk selama-lamanya.


Mazmur Tanggapan (Mzm 111:1-2.4-5.9.10c; R: 5b)

Ref: Tuhan selamanya ingat akan perjanjian-Nya.

  1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
  2. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan peringata; Tuhan itu pengasih dan penyayang. Kepada orang takwa diberikan-Nya rezeki. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjianNya.
  3. Ia memberikan kebebasan kepada umatNya, Ia menetapkan perjanjian-Nya untuk selama-lamanya; kudus dan dahsyatlah nama-Nya! Dia akan disanjung sepanjang masa.


Bait Pengantar Injil (lih. Ef 1:17-18)
    Alleluya
        Bapa Tuhan kita Yesus Kristus akan menerangi mata budi kita,
        agar kita mengenal harapan panggilan kita.
    Alleluya


Hari Sabat diadakan untuk manusia, dan bukan manusia untuk hari Sabat (Mrk 2:23-28)

Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-muridNya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” Jawab Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan ? Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan roti sajian – yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam – dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat.”

BANYAK orang Kristiani sangat memperhatikan aturan Gereja. Peraturan-peraturan tersebut dibuat untuk membantu orang beriman menjalankan kewajiban, mengikat tali persaudaraan satu sama lain, memelihara fasilitas-fasilitas paroki, membuat aksi-aksi kemanusiaan, dan sebagainya. Namun keterlibatan dan keaktipan dalam semua bidang ini tidak berarti pribadi tersebut sungguh-sungguh dekat dengan Tuhan. Bukan ceritera baru, kala kita mendengar seorang aktivis gereja juga menjadi pelaku kekerasan rumah tangga, pelecehan seksual anak, korupsi, nepotisme, dan berbagai kejahatan lain. Rupanya tak ada pengalaman keintiman dengan Tuhan yang menjadi awasan baginya.

KALAU sekedar mengikuti peraturan, orang-orang Farisi ahlinya. Mereka teliti memperhatikan tata aturan sampai sekecil-kecilnya. Karena kebiasaan itu, mereka memandang rendah orang-orang yang melanggar aturan. Apalagi kalau berkaitan dengan aturan Sabat, pelanggaran itu bukan sekedar mengingkari hukum tetapi juga bermakna dosa yang membawa maut. Ketika melihat para murid Yesus memetik biji-biji gandum dan memakannya pada hari Sabat ketika mereka menyertai Yesus dalam perjalanan, kaum Farisi memiliki senjata untuk melawan Yesus. Yesus tidak menerima pendekatan ini. Bagi Yesus, tujuan utama beriman ialah membawa manusia ke keselamatan, bukan sekedar menjadi orang yang taat pada tata aturan. Hakekat manusia itu lebih penting, sehingga Tuhan sendiri mau menjadi manusia, agar dapat memberi arah kepada manusia bagaimana kembali kepada Bapa. Orang yang menghalangi penghargaan kemanusiaan demi aturan iman sama sekali tak dihargai Yesus.

PERLAWANAN Yesus terhadap pandangan orang Farisi ini memberi arah kepada kita dalam menerapkan aturan keagamaan. Aturan itu penting, tetapi itu bukan satu-satunya jalan untuk mengalami kasih Tuhan. Tuhan sendiri bisa memilih jalan yang tidak biasa, mewahyukan kehendak-Nya dengan cara-cara yang tak dipahami orang, dan sebagainya. Karena itu, sambil tetap memperhatikan tata aturan keagamaan, kita membuka lebar hati kita, bahwa Tuhan memiliki cara sendiri dalam mengungkapkan perhatian-Nya kepada manusia. Hargailah keanekaan yang justru memberi warna bagi kehidupan iman bersama. (ap)

Tumbuhkan dan peliharalah rasa kemanusiaan kami, ya Yesus, agar kami meneladani pelayan-Mu yang mengutamakan kebaikan sesama. Amin.

© 2021 twm


HARI SEBELUMNYA  |  INDEX  |  HARI BERIKUTNYA
(Teks bacaan diambil dari Buku Bacaan Misale Romawi Indonesia, terbitan Obor, Jakarta)      


 
All stories by TIRTA WACANA Team except where otherwise noted. All rights reserved. | design: (c) aurelius pati soge