Jl. Kelapa Hijau - Bukit Indah Sukajadi - Batam 29642
SEARCH:

                 
  SVD Batam SOVERDIA (Awam SVD) Pelayanan Kitab Suci Pelayananan Internasional Liturgi dan Devosi Tirta Wacana  
         
Firman Tuhan untukku hari ini...
 
Betapa dalamnya Sabda Alkitabiah.
Semoga kita memperlakukannya dengan penghargaan yang tinggi (St. Arnoldus Janssen
)
 
  Yesus naik ke dalam sebuah perahu, yaitu perahu Simon, menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu IA duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai, Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Luk 5:3-5)  
   
   
 
 
Februari 2021
  MASA BIASA PEKAN 5
 
REFLEKSI BULAN INI
Mg
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
  1 2 3 4 5
28            

Minggu, 7 Februari 2021
 
  St. Rikardus, pertapa  
 
UJUD GEREJA INDONESIA:
Semoga keluarga Katolik makin berani belajar menghayati spiritualitas tinggal di rumah yang menuntut anggota-anggota keluarga untuk saling memahami kelemahan dan saling menguatkan dalam menghadapi setiap masalah.
 
 
Ayb 7:1-4.6-7 | Mzm 147:1-6 | 1 Kor 9:16-19.22-23 | Mrk 1:29-39


Aku dicekam oleh kegelisahan sampai dini hari (Ayb 7:1-4.6-7)

Ayub berkata kepada sahabatnya, “Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan? Seperti seorang budak yang merindukan naungan, demikianlah aku diberi bulan-bulan yang sia-sia, dan kepadaku ditentukan malam-malam yang penuh kesusahan. Bila aku pergi tidur, maka yang kupikirkan bilakah aku akan bangun. Tetapi malam merentang panjang dan aku dicekam oleh kegelisahan sampai dini hari. Hari-hariku berlalu lebih cepat daripada torak, dan berakhir tanpa harapan. Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan nafas. Mataku tidak akan melihat yang baik.”


Mazmur Tanggapan (Mzm 147:1-6; R: 3a)

Ref: Tuhan menyembuhkan orang yang patah hati.

  1. Sungguh, bermazmurlah bagi Allah kita itu baik, bahkan indah dan layaklah memuji-muji Dia. Tuhan membangun Yerusalem. Ia menghimpun orang-orang Israel yang tercerai berai.
  2. Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka. Ia menentukan jumlah bintang-bintang, masing-masing dipanggil dengan menyebut namanya.
  3. Besarlah Tuhan dan berlimpah kekuatanNya, kebijaksanaan-Nya tidak terhingga. Tuhan menegakkan kembali orang-orang yang tertindas, tetapi orang-orang fasik direndahkannya ke tanah.


Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil (1 Kor 9:16-19.22-23)

Saudara-saudara, memberitakan Injil bukanlah suatu alasan bagiku untuk memegahkan diri. Sebab hal itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil. Andaikan aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, maka pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. Sebab sekalipun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku dapat memenangkan sebanyak mungkin orang. Bagi orang-orang lemah aku menjadi seperti orang lemah supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku menjadi segala-galanya supaya sedapat mungkin aku memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala-galanya itu aku lakukan demi Injil, agar aku mendapat bagian di dalamnya.


Bait Pengantar Injil (Mat 8:17)

     Alleluya
        Dialah yang memikul kelemahan kita, dan menanggung penyakit kita.
    Alleluya

MENGUNJUNGI para misionaris yang sudah pensiun di rumah lansia SVD Teteringen, Belanda (1995), menjadi ceritera menarik. Ada banyak pengalaman masa lalu yang dikisahkan kembali, tentang masa-masa aktip di tanah misi. Ada ceritera keberhasilan, tentu tidak dilupakan tantangan, penderitaan dan kegagalan. Aku lalu bertanya, apa kira-kira pendapat mereka tentang rumah misi di mana mereka tinggal sekarang, yang menjadi panti jompo dikelola negara. "Walaupun pensiun, kami di sini juga tetap bermisi", kata seorang misionaris. "Tugas kami ialah berdoa bagi semua misionaris yang aktip di garis depan." Ia lalu menunjukkan daftar intensi doa untuk banyak misionaris di seluruh dunia. "Misi tidak lagi mengenal batas daerah, tetapi tanggapan kita pada kehendak Tuhan", katanya lebih lanjut.

SANTO PAULUS menggarisbawahi pewartaan Injil sebagai bagian esensial dari panggilan hidupnya. Tidak mewartakan Injil itu kesalahan besar. "Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil", demikian ia menulis bagi jemaat di Korintus (1 Kor 9:16). Menurut Paulus, pewartaan Injil mencakupi semua aspek hidup, di mana Kristus menjadi titik pusat. Itulah yang terjadi di Kapernaum. Yesus mengajar orang-orang di rumah ibadat dan melengkapinya dengan penyembuhan orang-orang sakit dan pembebasan orang-orang yang kerasukan setan. Semua itu ada dalam satu paket untuk menunjukkan, bahwa pewartaan Injil harus menjiwai semua aspek hidup sehari-hari. Seorang Kristiani tidak bisa memisahkan tugas itu dari kehidupan pribadi. Dalam penderitaan sekalipun, seorang murid sejati tetap bisa mewartakan Firman Tuhan, sebagaimana yang ditampilkan oleh Ayub.

INTEGRASI tugas pewartaan Injil dan hidup sehari-hari tidak harus membuahkan konflik kepentingan. Kita tak dapat mewartakan Injil tanpa sarana duniawi. Sebaliknya pewartaan Injil itu memberi kita animasi untuk berbuat yang benar sejalan dengan nilai-nilai Injil. Akhirnya, tanpa menggembar-gemborkan di depan umum, kita mewartakan Injil kapan dan di mana saja. Pada hakekatnya kehadiran kita sudah merupakan bentuk kesaksian atas Kristus yang menyelamatkan. (ap)

Dari terang hingga gelapnya malam, ya Tuhan, bimbinglah kami agar selalu menyatukan hidup kami dengan tugas membangun Kerajaan-Mu. Amin!

© 2021 twm

Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit (Mrk 1:29-39)

Sekeluarnya dari rumah ibadat di Kapenaum, Yesus, dengan Yakobus dan Yohanes, pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Yesus pergi ke tempat perempuan itu dan sambil memegang tangannya Yesus membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Yesus menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan. Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.
Keesokan harinya, waktu hari masih gelap, Yesus bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia. Waktu menemukan Yesus, mereka berkata, “Semua orang mencari Engkau.” Jawab Yesus, “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana pun Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” Lalu pergilah Yesus ke seluruh Galilea, memberitakan Injil dalam rumah-rumah Ibadat mereka dan mengusir setan-setan.


HARI SEBELUMNYA  |  INDEX  |  HARI BERIKUTNYA
(Teks bacaan diambil dari Buku Bacaan Misale Romawi Indonesia, terbitan Obor, Jakarta)      


 
All stories by TIRTA WACANA Team except where otherwise noted. All rights reserved. | design: (c) aurelius pati soge