Jl. Kelapa Hijau - Bukit Indah Sukajadi - Batam 29642
SEARCH:

                 
  SVD Batam SOVERDIA (Awam SVD) Pelayanan Kitab Suci Pelayananan Internasional Liturgi dan Devosi Tirta Wacana  
         
Firman Tuhan untukku hari ini...
 
Betapa dalamnya Sabda Alkitabiah.
Semoga kita memperlakukannya dengan penghargaan yang tinggi (St. Arnoldus Janssen
)
 
  Yesus naik ke dalam sebuah perahu, yaitu perahu Simon, menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu IA duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai, Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Luk 5:3-5)  
   
   
 
 
Februari 2021
  MASA BIASA PEKAN 5
 
REFLEKSI BULAN INI
Mg
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
  1 2 3 4 5
28            

Sabtu, 13 Februari 2021
 
  St. Yulianus dari Antiokia, martir  
 
UJUD GEREJA INDONESIA:
Semoga keluarga Katolik makin berani belajar menghayati spiritualitas tinggal di rumah yang menuntut anggota-anggota keluarga untuk saling memahami kelemahan dan saling menguatkan dalam menghadapi setiap masalah.
 
 
Kej 3:9-24 |Mzm 90:2-6.12-13 | Mrk 8:1-10


Tuhan Allah mengusir manusia dari Taman Eden supaya mengolah tanah (Kej 3:9-24)

Pada suatu hari, di Taman Eden, Tuhan Allah memanggil manusia dan bersabda kepadanya, ‘Dimanakah engkau?” Ia menjawab, “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Tuhan bersabda, “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab, “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberikan buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kemudian bersabdalah Tuhan kepada perempuan itu, “Apakah yang telah kauperbua ini?” Jawab perempuan itu, “Ular itu memperdayakan aku, maka kumakan buah itu.” Lalu bersabdalah Tuhan Allah kepada ular itu, “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan. Dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah yang akan kau makan seumur hidupmu! Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”
Dan kepada perempuan itu Tuhan Allah bersabda, “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan berkuasa atasmu.” Lalu sabda-Nya kepada manusia itu, “Karena engkau mendengarkan isterimu dan memakan buah pohon yang telah Kularang untuk kaumakan maka terkutuklah tanah karena engkau! Dengan bersusah payah engkau akan mencari rezeki dari tanah seumur hidupmu; semak duri dan rumput duri akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau berasal dari debu dan engkau akan kembali menjadi debu.”
Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. Bersabdalah Tuhan Allah, “Sesungguhnya manusia telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang, jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.” Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari Taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Tuhan Allah menghalau manusia itu, dan di sebelah Timur Taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.


Mazmur Tanggapan (Mzm 90:2-6.12-13; R: 1)

Refren: Tuhan, Engkaulah tempat perlindungan kami turun-temurun.

  1. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, sebelum bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari sediakala sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.
  2. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
  3. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi, seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
  4. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? Dan sayangilah hamba-hamba-Mu!


Bait Pengantar Injil (Mat 4:4b)

    Alleluya
        Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.
    Alleluya

ETIOPIA pernah menjadi negara dengan tingkat kemiskinan tinggi dan ketahanan pangan rendah. Untuk jangka waktu lama, negara di kawasan Afrika Timur ini menjadi ikon tragedi kemanusiaan yang memicu keprihatinan. Namun dalam dua dekade terakhir, negara ini membuka diri terhadap inovasi pertanian. Bekerja sama dengan sejumlah lembaga di Israel, petani-petani lokal dilatih oleh para sukarelawan dari Israel yang berpengalaman dalam hal pertanian lahan kering dengan curah hujan rendah. Berkat kerja sama ini, kini Etiopia berada di peringkat 12 negara berketahanan pangan terbaik. Keputusan untuk menerapkan teknologi pertanian Israel, dengan mengesampingkan perbedaan ideologi, telah membawa membawa kesejahteraan bagi warga negaranya.

PERBEDAAN sikap dalam menanggapi firman Tuhan telah memberi hasil yang berbeda dalam penghayatan iman. Bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini memberikan ilustrasi tentang tema ini. Ketika manusia pertama, Adam dan Eva, meragukan cinta Tuhan lalu mengikuti godaan ular, keduanya sedang menutup pintu hatinya bagi karunia Tuhan tersebut. Karena dosa itu, keduanya terusir dari sukacita Taman Eden dan hidup dalam isolasi kegelapan, di luar terang cinta Tuhan. Buah dari menutup diri terhadap cinta Tuhan ialah penderitaan. Kontras dengan itu, ketika Yesus mulai berkarya, orang-orang datang untuk mendengarkan pesan pembebasan dan pembaharuan diri. Mereka rindu akan Kabar Gembira itu, sehingga praktis meninggalkan segala-galanya. Dan Tuhan menanggapi dengan memberikan mereka berkat melimpah. Mujizat perbanyakan roti pun dilakukan Yesus, untuk memenuhi kebutuhan ragawi mereka yang terabaikan. Orang yang membuka diri pada firman Tuhan akan memperoleh berkat yang melimpah: terang dan sukacita.

IRAMA kehidupan manusia, baik aspek jasmani maupun rohani, banyak kali berjalan dalam ritme ini. Seorang imam memiliki dua pengalaman berbeda ketika pindah tugas. Pertama kali, ia pindah dengan segala sesuatu yang dimilikinya. Biar tidak merepotkan umat, katanya. Ketika umat melihat itu, mereka mengira imam itu kaya. Jadinya ia sering didatangi orang untuk meminta bantuan. Dari pengalaman tersebut, ketika akan pindah lagi, ia hanya membawa barang seperlunya. Umat di paroki baru melihat hal tersebut. Yang mereka pikirkan ialah, pastor kita ini tidak punya apa-apa. Umatnya lalu menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan, bahkan lebih dari itu. Ketika orang melupakan diri dan membuka diri bagi rencana dan kehendak Tuhan, ia memperoleh berkat dari Tuhan yang memberi damai dan sejahtera. (ap)

Doronglah kami untuk berani melupakan diri, ya Yesus, agar kami lebih mendharmabhaktikan diri bagi pewartaan Firman-Mu. Amin.

© 2021 twm

Mereka semua makan sampai kenyang (Mrk 8:1-10)

Sekali peristiwa sejumlah besar orang mengikuti Yesus. Karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, “Hatiku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.” Murid-murid-Nya menjawab, “Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?” Yesus bertanya kepada mereka, “Berapa roti yang ada padamu?” Jawab mereka, “Tujuh.”
Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Yesus mengambil ke tujuh roti itu, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan. Dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka mempunyai juga beberapa ikan. Sesudah mengucap berkat atasnya, Yesus menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Akhirnya Yesus segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.


HARI SEBELUMNYA  |  INDEX  |  HARI BERIKUTNYA
(Teks bacaan diambil dari Buku Bacaan Misale Romawi Indonesia, terbitan Obor, Jakarta)      


 
All stories by TIRTA WACANA Team except where otherwise noted. All rights reserved. | design: (c) aurelius pati soge