Jl. Kelapa Hijau - Bukit Indah Sukajadi - Batam 29642
SEARCH:

                 
  SVD Batam SOVERDIA (Awam SVD) Pelayanan Kitab Suci Pelayananan Internasional Liturgi dan Devosi Tirta Wacana  
         
Firman Tuhan untukku hari ini...
 
Betapa dalamnya Sabda Alkitabiah.
Semoga kita memperlakukannya dengan penghargaan yang tinggi (St. Arnoldus Janssen
)
 
  Yesus naik ke dalam sebuah perahu, yaitu perahu Simon, menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu IA duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai, Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Luk 5:3-5)  
   
   
 
 
Februari 2021
  MASA BIASA PEKAN 6
 
REFLEKSI BULAN INI
Mg
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
  1 2 3 4 5
28            

Minggu, 14 Februari 2021
 
  St. Sirilus dan Metodius  
 
UJUD GEREJA INDONESIA:
Semoga keluarga Katolik makin berani belajar menghayati spiritualitas tinggal di rumah yang menuntut anggota-anggota keluarga untuk saling memahami kelemahan dan saling menguatkan dalam menghadapi setiap masalah.
 
 
Im 13:1-2.45-46 | Mzm 32:1-2.5.11 | 1 Kor 10:31-11:1 | Mrk 1:40-45


Orang yang sakit kusta harus tinggal terasing di luar perkemahan (Im 13:1-2.45-46)

Tuhan Allah berfirman kepada Musa dan Harun, “Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak dan bintil-bintil atau panau yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada Imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, yang adalah imam. Karena orang itu sakit kusta, maka ia najis, dan imam harus menyatakan dia najis, karena penyakit yang di kepalanya itu. Orang yang sakit kusta harus berpakaian cabik-cabik dan rambutnya terurai. Ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis. Memang ia najis, ia harus tinggal terasing. Di luar perkemahanlah tempat kediamannya.”


Mazmur Tanggapan (Mzm 32:1-2.5.11; R: 7)

Ref: Tuhan penjaga dan benteng perkasa, dalam lindungan-Nya aman sentosa.

  1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi. Berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
  2. Dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan. Aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau mengampuni kesalahanku.
  3. Bersukacitalah dalam Tuhan! Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar. Bersorak gembiralah, hai orang-orang jujur!


Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus (1 Kor 32:1-2.5.11)

Saudara-saudara, jika engkau makan atau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu demi kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak di dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani maupun Jemaat Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.


Bait Pengantar Injil (Mat 4:4b)

    Alleluya
        Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita
        dan Allah telah melawat umat-Nya.
    Alleluya


Lenyaplah penyakit kusta orang itu dan ia menjadi tahir (Mrk 1:40-45)

Sekali peristiwa, seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus ia memohon bantuanNya, katanya, “Kalau Engkau mau, engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu dan ia menjadi tahir. Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, “Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi, namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.

PENDERITA kusta di jaman Perjanjian Lama sangat terdiskriminasi dalam segala aspek kehidupan. Mereka harus tinggal di luar area perkemahan, berpakaian cabik-cabik dan rambut terurai. Mereka harus menyebut diri najis di hadapan semua orang, sehingga orang lain tidak ikut tercemar. Dengan demikian ada penderitaan menyeluruh, tidak hanya fisik karena penyakit, tetapi juga psikis karena martabat diri yang direndahkan. Menurut ukuran modern, banyak yang pasti menilai ini tidak adil, melanggar HAM, dll. Dan memang tidak tepat menyingkirkan orang yang layak dikasihani dan dibantu. Namun secara simbolis, pesan yang kita peroleh ialah, betapa pentingnya memelihara kemurnian diri di tengah umat Allah. Semua pihak memiliki tanggung jawab yang harus dipenuhi demi sesamanya, karena mencemarkan diri sendiri itu berpotensi mencemarkan sesama dan seluruh komunitas umat beriman.

ORANG KUSTA yang datang kepada Yesus memiliki dua kerinduan. Ia ingin disembuhkan secara fisik, karena penyakit kusta dapat membuat orang cacat permanen. Pada sisi lain ia ingin dipulihkan haknya untuk hidup sebagai orang yang bermartabat, yang dihargai peranannya di tengah umat Allah. Yesus memandang pribadi ini dengan penuh keprihatinan dan memutuskan untuk menolong. Kesembuhan dianugerahkan-Nya kepada si sakit dan dengan itu hak dan martabatnya sebagai umat Allah dipulihkan. Namun Yesus mengingatkan kewajibannya yang harus dipenuhi, yakni mencari legalisasi dari otoritas yang berwenang. Para imam memegang otoritas tersebut. Mengapa otoritas tersebut harus diperhatikan? Karena mereka yang berwenang mengumumkannya kepada masyarakat luas. Orang yang sembuh itu tetap memiliki tanggung jawab sosial. Kehadirannya yang tidak direstui dapat membawa persoalan baru. Dengan legitimasi dari otoritas sosial, masyarakat akan menerimanya kembali.

PENDERITAAN tidak boleh memusnahkan harapan, sukacita tidak boleh membuat takabur. Masing-masing memberi kepada kita pelajaran berharga. Di dalam penderitaan kita belajar solider dengan orang yang lebih menderita dari kita. Dalam sukacita kita menopang mereka yang sedang mencari pembebasan. Setiap karunia Tuhan selalu memberi kita tanggung jawab baru, karena pada akhirnya, tujuan hidup kita adalah untuk mengungkapkan cinta Tuhan kepada sesama. Umat Kristiani perlu menyadari kewajiban iman yang diwujudkan di dalam hidup sehari-hari. Berdoalah bagi kesejahteraan diri dan siapkan diri untuk menjadi instrumen Tuhan bagi kesejahteraan orang lain. (ap)

Sembuhkanlah luka hati kami, ya Tuhan, dan sadarkanlah kami untuk tidak ingat diri tetapi serius berkarya demi sesama manusia. Amin.

© 2021 twm

HARI SEBELUMNYA  |  INDEX  |  HARI BERIKUTNYA
(Teks bacaan diambil dari Buku Bacaan Misale Romawi Indonesia, terbitan Obor, Jakarta)      


 
All stories by TIRTA WACANA Team except where otherwise noted. All rights reserved. | design: (c) aurelius pati soge