Jl. Kelapa Hijau - Bukit Indah Sukajadi - Batam 29642
SEARCH:

                 
  SVD Batam SOVERDIA (Awam SVD) Pelayanan Kitab Suci Pelayananan Internasional Liturgi dan Devosi Tirta Wacana  
         
Firman Tuhan untukku hari ini...
 
Betapa dalamnya Sabda Alkitabiah.
Semoga kita memperlakukannya dengan penghargaan yang tinggi (St. Arnoldus Janssen
)
 
  Yesus naik ke dalam sebuah perahu, yaitu perahu Simon, menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu IA duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai, Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Luk 5:3-5)  
   
   
 
 
Februari 2021
  MASA BIASA PEKAN 6
 
REFLEKSI BULAN INI
Mg
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
  1 2 3 4 5
28            

Senin, 15 Februari 2021
 
  St. Klaudius de la Colombiere  
 
UJUD GEREJA INDONESIA:
Semoga keluarga Katolik makin berani belajar menghayati spiritualitas tinggal di rumah yang menuntut anggota-anggota keluarga untuk saling memahami kelemahan dan saling menguatkan dalam menghadapi setiap masalah.
 
 
Kej 4:1-15.25 | Mzm 50:1.8.16c-17.20-21 | Mrk 8:11-12


Kain memukul Habel, adiknya, lalu membunuh dia (Kej 4:1-15.25)

Adam menghampiri Hawa, isterinya. Maka mengandunglah wanita itu, lalu melahirkan Kain. Hawa berkata, “Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan”. Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain. Habel menjadi gembala kambing domba, sedang Kain menjadi petani. Setelah beberapa waktu lamanya, Kain mempersembahkan sebagaian dari hasil tanah itu kepada Tuhan sebagai kurban persembahan. Habel juga mempersembahkan kurban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya. Maka Tuhan mengindahkan Habel dan kurban persembahannya itu, Tetapi Kain dan kurban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas dan mukanya muram. Sabda Tuhan kepada Kain, “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Masakan mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu. Dosa itu sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.”
Pada suatu hari Kain berkata kepada Habel, adiknya, “Marilah kita pergi ke padang.” Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. Sabda Tuhan kepada Kain, “Di mana Habel, adikmu itu?” Jawab Kain, “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” Sabda Tuhan pula, “Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah. Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu. Engkau akan menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi.” Berkatalah Kain kepada Tuhan, “Hukumanku itu lebih besar daripada yang dapat kutanggung. Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan bersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi. Barangsiapa bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku.” Sabda Tuhan kepadanya, “Sekali-kali tidak! Barangsiapa membunuh Kain, ia akan dibalas tujuh kali lipat.” Kemudian Tuhan menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh siapa pun yang bertemu dengan dia.
Adam menghampiri pula isterinya. Lalu wanita itu melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamainya Set, sebab katanya, “Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya.”


Mazmur Tanggapan (Mzm 50:1.8.16bc-17.20-21; R: 14a)

Refren: Persembahkanlah puji syukur kepada Allah sebagai kurban.

  1. Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku.
  2. “Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?”
  3. “Engkau duduk, dan menjelek-jelekkan saudaramu, engkau memfitnah saudara kandungmu. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kau kira Aku ini sederajad dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu.”


Bait Pengantar Injil (Yoh 14:6)

    Alleluya
        Aku ini jalan, kebenaran dan kehidupan, sabda Tuhan.
        Tiada orang dapat sampai kepada Bapa tanpa melalui Aku.
    Alleluya


Mengapa angkatan ini meminta tanda? (Mrk 8:11-12)

Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari padaNya suatu tanda dari surga. Maka mengeluhlah Yesus dalam hati dan berkata, “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu : Sungguh, kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberikan tanda.” Lalu Yesus meninggalkan mereka. Ia naik ke perahu dan bertolak ke seberang.

PERANAN media sosial itu sudah begitu besar dan praktis masuk ke dalam semua bidang kehidupan. Banyak agenda resmi diatur dan dinformasikan melalui WA Group misalnya. Surat-surat resmi dikirim melalui email dan diterima sebagai dokumen yang syah. Nota-nota pembayaran, transaksi perbankan menerima semua bukti secara elektronik. Itu sangat mempermudah administrasi. Namun di saat yang sama, fitur-fitur media sosial sudah menjadi candu baru. Saya sering menonton video clip ekses dari media sosial, seperti orang yang menabrak tiang karena berjalan tanpa melihat jalan tetapi layar telepon seluler. Atau ada anak yang diculik dari samping orang tuanya karena si orang tua keasyikan bermain HP. Apa yang ada di depan mata tidak disadari, bukan karena tidak ada, tetapi karena hati dan budi pribadi itu tidak terpusat ke sana. Ia mengembara ke tempat lain dalam imajinasi yang terfasilitasi oleh media sosial. Media seluler mendekatkan yang jauh tetapi juga menjauhkan yang dekat.

ORANG FARISI mendekati Yesus untuk berdebat, bukan berdialog mencari kebenaran. Mereka sekedar mencari menang kalah. Tidak ada hal positip dari pendekatan dengan cara ini, tapi toh mereka melakunannya juga. Karena mereka pengikut gerakan puritanisme Yahudi, mereka juga orang fanatik yang melihat semua di luar golongan mereka sebagai kaum yang tidak benar. Maka pelayanan Yesus menjadi gangguan besar dalam kenyamanan mereka. Tidak ada pilihan selain mengalahkannya. Namun karena mereka lebih sering kalah di hadapan Yesus, mereka mengambil pendekatan lain, yakni meminta sebuah tanda. Di mata Yesus, permintaan itu tak lebih daripada wujud kebutaan mereka. Orang buta tak dapat meliha tanda. Kebutaan harus disembuhkan dulu. Itulah fungsi pengajaran. Ketika hati sudah menerima pengajaran, tanda yang paling kecil sekali pun akan dihargai. Sebaliknya ketika pengajaran belum diterima, bahkan tanda spektakuler sekalipun tidak dapat menggugah hati. Yesus tahu, orang-orang Farisi tidak terbuka pada pendekatan lain terhadap Kitab Suci, sehingga tanda-tanda yang dapat dilakukan-Nya tidak bermanfaat.

PENGALAMAN tentang tanda selalu berbeda dari orang ke orang. Demikian juga makna yang tersirat di dalamnya. Ada orang yang mengalami tanda besar dalam hidupnya lalu terdorong mencari maknanya. Pencariannya dapat menghantarnya ke pertemuan dengan Tuhan. Ia pun menjadi orang beriman. Ada orang yang sudah percaya kepada Tuhan lalu mengalami kegoncangan karena alasan tertentu. Tanda-tanda ilahi memberikan peneguhan atas imannya itu. Ada orang yang beriman dan percaya penuh pada Tuhan, sehingga tanda sama sekali tidak diperlukan, karena ia percaya penuh pada Tuhan. Tanda sama sekali tidak berbicara tentang apapun, karena Tuhan berbicara kepadanya menurut cara-Nya sendiri. Kuncinya terletak pada keterbukaan hati. Di sini Tuhan menunjukkan kasih dan penyelenggaraan-Nya. (ap)

Teguhkanlah dan besarkanlah hati kami di saat menghadapi goncangan, ya Yesus, agar kami tetap mengimani Engkau dan setia pada-Mu. Amin.

© 2021 twm

HARI SEBELUMNYA  |  INDEX  |  HARI BERIKUTNYA
(Teks bacaan diambil dari Buku Bacaan Misale Romawi Indonesia, terbitan Obor, Jakarta)      


 
All stories by TIRTA WACANA Team except where otherwise noted. All rights reserved. | design: (c) aurelius pati soge