Jl. Kelapa Hijau - Bukit Indah Sukajadi - Batam 29642
SEARCH:

                 
  SVD Batam SOVERDIA (Awam SVD) Pelayanan Kitab Suci Pelayananan Internasional Liturgi dan Devosi Tirta Wacana  
         
Firman Tuhan untukku hari ini...
 
Betapa dalamnya Sabda Alkitabiah.
Semoga kita memperlakukannya dengan penghargaan yang tinggi (St. Arnoldus Janssen
)
 
  Yesus naik ke dalam sebuah perahu, yaitu perahu Simon, menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu IA duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai, Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Luk 5:3-5)  
   
   
 
 
Februari 2021
  MASA PRAPASKAH
 
REFLEKSI BULAN INI
Mg
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
  1 2 3 4 5
28            

Jumat, 19 Februari 2021
 
  Sesudah Rabu Abu - St. Konradus dari Lombardia  
 
UJUD GEREJA INDONESIA:
Semoga keluarga Katolik makin berani belajar menghayati spiritualitas tinggal di rumah yang menuntut anggota-anggota keluarga untuk saling memahami kelemahan dan saling menguatkan dalam menghadapi setiap masalah.
 
 
Yes 58:1-9a | Mzm 51:3-6a.18-19 | Mat 9:14-15


Berpuasa yang kukehendaki ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman (Yes 58:1-9a)

Beginilah firman Tuhan Allah, "Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka, dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang, setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal jalan-Ku. Seperti bangsa yang berlaku yang benar dan tidak meninggalkan hukum Allahnya, mereka menanyai Aku tentang hukum-hukum yang benar. Mereka suka mendekat menghadap Allah dan berkata, 'Kami berpuasa, mengapa Engkau tidak memperhatikannya juga? Kami merendahkan diri, mengapa Engkau tidak mengindahkan juga?' Camkanlah! Pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah-bantah dan berkelahi, serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan cara berpuasa seperti ini, suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Inikah puasa yang Kukehendaki: mengadakan hari merendahkan diri? Menundukkan kepala seperti gelagah? Dan membentangkan kain sarung serta abu sebagai lapik tidur? Itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada Tuhan? Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah, engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk, membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah. Dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waku itu lah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku!"


Mazmur Tanggapan (Mzm 51:3-6a.18-19; R: 19a)

Ref: Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

  1. Kasihanilah aku, ya Allah menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku dan tahirkanlah aku dari dosaku.
  2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
  3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan. Kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepadaMu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.


Bait Pengantar Injil (Am 5:14)

        Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup,
        dan Allah akan menyertai kamu.


Mempelai itu akan diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa (Mat 9:14-15)

Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-muridMu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”

BANYAK pertengkaran terjadi secara terbuka di berbagai media sosial (mungkin juga di dalam kehidupan nyata) tentang berbagai topik agama dan kepercayaan. Tentu saja orang bisa berbeda pendapat, dan perbedaan itu bisa membuat orang berdiskusi atau berdebat mencari kebenaran. Akan tetapi, banyak kali orang tidak melihat apa ukuran yang dipakai pihak lain dan mengukur segala sesuatu menurut ukurannya sendiri. Perdebatan semacam ini tak membawa orang ke keuntungan bersama. Yang tertinggal hanya luka-luka sosial yang lebih menyulut fanatisme, kebencian dan perpecahan. Karena itu sangat penting bersikap hati-hati dalam menggunakan media yang begitu terbuka. Satu kata salah bisa mengundang reaksi keras dari semua penganut agama orang yang tersinggung tersebut.

JALAN menuju keselamatan ialah tobat dan pengampunan dosa, yang memurnikan orang-orang berdosa agar layak masuk Kerajaan Kekal. Salah satu wujud tobat ialah puasa, pantang dan mati raga. Namun apa ukuran puasa itu? Orang-orang Israel memiliki seperangkat aturan yang ditetapkan dalam Hukum Taurat. Hukum itu berasal dari Tuhan yang diwahyukan kepada umat melalui Musa. Ketentuan Musa sangat seimbang, antara penerapan umum dan peningkatan kualitas kerohanian pribadi. Akan tetapi, oleh banyak pemimpin, tata aturan puasa lebih difokuskan pada hukum dengan mengesampingkan aspek belas kasih. Nabi Yesaya dengan tegas mengingatkan aspek belas kasih ini. "Berpuasa yang Aku kehendaki ialah engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman", firman Tuhan (Yes 58:6). Puasa seperti ini yang diajarkan Yesus kepada para murid, bahwa sukacita karena kehadiran Mesias jauh lebih tinggi nilainya daripada korban diri manusia yang dipenuhi karena ketentuan hukum. Puasa hanya bermakna kalau membawa orang mendekati sukacita iman.

SESUNGGUHNYA tidak sulit mencari contoh yang menunjukkan bahwa pusa dan mati raga dapat dijalankan dengan sukacita jika dilandaskan pada azas demi keselamatan. Orang bisa tidak makan makanan yang enak dan merasa senang dengan itu, kalau itu bertujuan untuk memelihara kesehatannya. Orang siap ditempa dalam latihan yang keras, fisik maupun mental, kalau itu bertujuan membentuk diri menjadi pribadi yang kuat dan matang. Jika kita dapat menanggung segalanya itu demi nilai duniawi, bukankah kita pun dengan seharusnya mampu menanggungnya demi nilai surgawi? Ingatlah kata pemazmur, "Hati yang remuk redam tidak Kaupandang hina, ya Allah" (Mzm 51:19). (ap)

Aku menantikan dengan rindu, kedatangan-Mu, ya Yesus yang agung. Doronglah aku untuk terus mempersiapkan diri melalui pertobatan. Amin.

© 2021 twm

HARI SEBELUMNYA  |  INDEX  |  HARI BERIKUTNYA
(Teks bacaan diambil dari Buku Bacaan Misale Romawi Indonesia, terbitan Obor, Jakarta)      


 
All stories by TIRTA WACANA Team except where otherwise noted. All rights reserved. | design: (c) aurelius pati soge