![]() |
|
|||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Jl. Kelapa Hijau - Bukit Indah Sukajadi - Batam 29642 | SEARCH:
|
|||||||
SVD Batam | SOVERDIA (Awam SVD) | Pelayanan Kitab Suci | Pelayananan Internasional | Liturgi dan Devosi | Tirta Wacana |
---|
. |
---|
![]() |
Orang-orang Kudus | Semoga Allah Tritunggal Mahakudus senantiasa menerima dirimu di dalam kasih ilahiNya, dan melalui kasih itu kiranya Ia mencurahkan karunia agungNya bagi jiwa dan ragamu (St. Arnoldus Janssen) |
![]() |
||
---|---|---|---|---|---|
|
|||||
Beata Maria Helena Stollenwerk: | ||||||
Menapak Dari Tangga Terbawah | disadur oleh Aurelius Pati Soge, SVD |
|||||
. |
||||||
![]() |
||||||
HELENA STOLLENWERK lahir di Rollesbroich, Jerman, pada tanggal 28 November 1852. Ketika masih kanak-kanak dan remaja, ia merasa terpanggil untuk karya misi, terilhami oleh kegiatan tahunan “Persatuan Anak-anak Kudus” (sekarang Karya Kepausan untuk anak-anak). Di saat yang sama ia juga tertarik kepada adorasi dan kontemplasi. Dua sisi panggilan ini telah menjadi sumber sukacita dan semangat pemberian diri. Di usia sepuluh tahun, ia menjadi promotor “Persatuan Anak-anak Kudus”, tugas yang terus diembannya selama dua puluh tahun, hingga ketika ia masuk ke rumah misi Steyl. Kegiatan tahunan persekutuan ini menjadi “jendela” baginya untuk melihat dunia. Penderitaan anak-anak, khususnya di Cina, membuatnya prihatin sekaligus memupuk kerinduan akan karya misi. Di samping itu, sumber yang memperkaya panggilan Helena ialah Ekaristi. Helena lalu mencari kongregasi religious yang berhubungan dengan Cina tetapi tidak menemukan satupun. Selain itu, politik Kulturkampf memaksa banyak kongregasi menutup rumah-rumah mereka di Jerman dan mencari kemungkinan karya misi di negara lain. Tanpa lelah, ia terus mencari ordo yang memungkinkan dirinya memenuhi panggilan misionernya. Dalam tahun 1882 , ia berkomunikasi dengan Arnold us Janssen yang mendirikan rumah misi di Steyl. Desember tahun tersebut ia berangkat ke Steyl, walaupun belum ada kongregasi untuk perempuan. Arnoldus Janssen sendiri masih berjuang menghadapi banyak kesulitan di rumah misi untuk pria, yang didirikan pada 8 September 1875. Walaupun ia berpikir untuk mendirikan kongregasi misi untuk perempuan, sebagaimana sering ia sebut dalam korespondensi dengan Helena, di saat itu ia belum dapat menjanjikan apapun. Dipenuhi oleh iman pada penyelenggaraan Tuhan dan kerinduan untuk dikirim ke Cina sebagai misionaris, Helena meninggalkan rumah dan harta warisnya, lalu memulai cara hidup yang paling hina di tengah masyarakat. Sebagai perempuan dewasa yang berusia tiga puluh tahun, ia lalu bekerja sebagai pembantu di dapur rumah misi Serikat Sabda Allah. Praktis periode itu menjadi masa penantian, pengalaman padang gurun sejati, saat mana panggilannya semakin jelas dan berakar. Ia menjalani semua itu selama tujuh tahun, melakukan semua pekerjaan hina dan berat, bersama tiga perempuan lain yang mempunyai cita-cita serupa. |
||||||
Tanggal 8 Desember 1889, kongregasi misi Suster-suster Abdi Roh Kudus (Servarum Spiritus Sancti – SSpS) didirikan. Para “pembantu dapur” ini menjadi postulant, kemudian novis. Tak ada pendamping yang berpengalaman, maka Arnoldus Janssen meminta Sr. Maria – demikian nama baru Helena – menjadi pemimpin novis, walaupun ia sendiri pun seorang novis. Di saat yang sama, ia juga bertanggung jawab atas seluruh hidup komunitas. Maret 1894, ia berkaul pertama. November 1895, suster misionaris pertama diutus ke Argentina, dan di tahun 1897 kelompok kedua diutus ke Togo. Sr. Maria mempersiapkan para suster yang diutus tersebut, tetapi ia sendiri tidak diutus. Seiring dengan itu, ia mulai dikenal sebagai co-pendiri kongregasi, sehingga tempatnya haruslah di Steyl. Walaupun demikian, hatinya melekat dengan China, cinta pertama misinya. Sejalan dengan pertambahan usia, sisi kedua panggilannya semakin menguat, yakni kontemplasi dan adorasi. Ketika kongregasi suster-suter kontemplatip didirikan pada 8 Desember 1896, ia sangat berharap dirinya termasuk di antara anggota komunitas baru tersebut. Tetapi karena keadaan tidak menguntungkan, ia tetap lah menjadi ibu dan pemimpin rohani para suster misionaris. Ia sungguh bertanggung jawab atas tugasnya tersebut, terus mengobarkan api cinta dan semangat misi di dalam diri para susternya. Dua tahun kemudian, atas kehendak Arnoldus Janssen, ia lalu berpindah ke kongregasi kontemplatip. Sekali lagi ia harus menapak dari tangga terbawah. Ia, seorang co-pendiri Kongregasi Misi, kini menjadi novis kontemplatip, dibimbing oleh mereka yang pernah dididiknya sendiri. Akan tetapi, dalam tahun pertama novisiat kontemplatip itu, ia jatuh sakit dan tak pernah bisa pulih lagi. Tanggal 31 Januari 1900, ia mengikrarkan kaul sebagai suster kontemplatip. Tiga hari berselang, yakni 3 Februari 1900, ia pun meninggal dunia. Di atas pembaringan saat ajal, ia mengucapkan kata-kata terakhir, “Yesus, aku mati untuk Engkau.” Memperhatikan kekudusan dan teladan hidupnya, Gereja berkenan menganugerahkan gelar “beata” kepada dirinya, pada tanggal 7 Mei 1995, dalam upacara beatifikasi di Vatikan, Roma, oleh Paus Yohanes Paulus II.
|
||||||
PESTA / PERINGATAN: 28 NOVEMBER | (tulisan disadur dari teks Inggris: Maria Helena Stollenwerk) |
|||||
![]() |
Artikel terkait: |
|||||
All stories by TIRTA WACANA Team except where otherwise noted. All rights reserved. | design: (c) aurelius pati soge |