Jl. Kelapa Hijau - Bukit Indah Sukajadi - Batam 29642
SEARCH:

                 
  SVD Batam SOVERDIA (Awam SVD) Pelayanan Kitab Suci Pelayananan Internasional Liturgi dan Devosi Tirta Wacana  
 
 OPINI
"Aku sepenuhnya menyerahkan diriku kepada kehendak Tuhan dan membiarkan Ia mewujudkan keinginanNya atas diriku. Jika Ia mengijinkan sesuatu yang lebih berat menimpa diriku, aku masih tetap siap sedia dan menerima semuanya dari tanganNya "
(Arnoldus Janssen)

"Tugas kita yang paling utama ialah mewartakan Sabda. ... Pewartaan kita haruslah demikian rupa, sehingga ia memancarkan keagungan Kabar Gembira, dan dengan demikian orang dapat mengakui amanat Allah dalam kata-kata kita" (Konstitusi SVD 107)


MISI SVD BATAM:
Sebuah "test case" Passing Over Misioner

   
oleh Aurelius Pati Soge
halaman 1 dari 5
 
 
 

SESUDAH lebih dari dua puluh tahun berkarya di Batam, Minggu, 6 Januari 2013, menjadi hari bersejarah, di mana para misionaris SVD mengakhiri keterlibatannya sebagai pengelola Paroki St. Petrus, Lubuk Baja. Paroki yang telah dibangun oleh deretan panjang para misionaris, mulai dari P. Allan Geogehan Nasraya sampai dengan P. Antonius Sarto Mitakda, kini dikembalikan pengelolaannya kepada Keuskupan Pangkalpinang, sebagai otoritas yang sah dan berwenang untuk menentukan kebijakan pastoral di wilayah gereja lokal ini. Peristiwa ini sejalan dengan berakhirnya termin lima tahun Concentio Scripta (kesepakatan kerja) antara Keuskupan Pangkalpinang dan Provinsi SVD Jawa, di mana Keuskupan memutuskan untuk tidak memperpanjang kesepakatan tersebut. Dengan demikian, kiprah misioner parokial SVD sejak tahun 1990 pun sampai ke batas akhir.

Ada beragam reaksi yang muncul menanggapi peristiwa ini. Banyak umat beriman yang baru mengetahui, kalau di antara Keuskupan dan SVD ada conventio scripta yang menjadi dasar legal kehadiran dan pelayanan misionaris SVD. Pertama, di lingkungan umat, sejumlah orang mengungkapkan reaksi penolakan atas berhentinya pelayanan SVD dengan alasan, bahwa mereka sudah terbiasa dengan pelayanan oleh para misioneris SVD; bahwa misionaris SVD yang menggerakkan umat untuk bisa sampai ke tahapan ini; dan seterusnya. Sejumlah umat lebih terbuka pada pembelajaran tentang peranan hirarki, gereja lokal serta tempat sebuah tarekat religius di dalam pelayanan umat. Sementar itu, di lingkungan komunitas SVD, ada juga beragam tanggapan yang muncul. Yang lain merasa itu hal yang wajar sebagai sebuah tarekat misi. Yang lain merasa tidak puas karena sudah mengakar di paroki tersebut. Keragaman tanggapan sesungguhnya mencerminkan perbedaan sudut pandang setiap pihak di dalam menilai situasi tersebut. Pendek kata, ada aneka macam tanggapan yang sempat muncul ke permukaan dan direkam, baik dari luar maupun dari dalam komunitas SVD.

Terlepas dari ketidakpuasan yang muncul sana sini, berakhirnya sebuah conventio scripta antara keuskupan dan tarekat religius adalah fenomena biasa di dalam pelayanan pastoral Gereja Katolik. Pada satu sisi, conventio scripta menegaskan hak dan wewenang ordinaris gereja lokal untuk menentukan kebijakan pastoral setempat. Pada sisi lain, conventio scripta menjadi pengakuan atas otonomi sebuah tarekat religius di dalam Gereja, bahwa tarekat memiliki sistim kepemimpinan tersendiri dan bukan merupakan underbow-nya keuskupan. Dalam semangat inilah sebuah kesepakatan kerja dibuat untuk menentukan titik temu antara dua pihak tanpa melangkahi hak pihak yang lain. Dengan berakhirnya kesepakatan kerja pada Januari 2013 tersebut, pihak keuskupan mengambil alih sebuah pelayanan pastoral parokial yang memang menjadi haknya, sementara pihak SVD dituntut untuk mendefinisikan kembali kehadiran dan peranan misioner yang bisa disumbangkan bagi umat beriman dalam lingkungan Keuskupan Pangkalpinang. Apa sesungguhnya peluang dan tantangan yang bisa ditanggapi oleh komunitas SVD Batam? Apa visi dan misi baru kehadiran SVD di wilayah ini? Apa implementasi konkrit yang bisa diterapkan?


Kapitel Jendral SVD (ilustrasi)
 

1. Misi SVD: sebuah passing over

 
 
Gemerlap perayaan 100 tahun SVD di Indonesia menjadi ajang refleksi bagi komunitas SVD Indonesia. Selama kurun waktu satu abad ini, ada banyak hal yang telah dilakukan untuk turut serta membangun Gereja Katolik Indonesia. Proses “pribuminisasi” para komunitas SVD Indonesia telah memberi andil bagi transformasi wajah Gereja Katolik, dari sebuah “reksa pemeliharaan jiwa dari seberang lautan” oleh para misionaris (Eropa dan Amerika) menjadi sebuah Gereja Katolik Indonesia (Boelars, Huub J.W.M, 2005: 77). Transformasi yang sama juga terjadi di lingkungan SVD di mana kehadiran para misionaris manca negara perlahan-lahan digantikan oleh para misionaris SVD Indonesia. Perubahan ini sangat berpengaruh pada pola pendekatan misi, pendidikan para misionaris, kepemimpinan, karakter komunitas dan pelayanan misi. Pada gilirannya, peralihan tersebut ikut memperkuat proses indonesianisasi wajah gereja.
 
   
   
   
   
   
   

Tanggal 3 Januari 1961, Paus Yohanes XXIII secara resmi membentuk hirarki Gereja Katolik Indonesia, yang terdiri dari enam keuskupan agung dan sembilan belas keuskupan sufragan (Boelars, ibid: 142-143). Karya penginjilan yang sebelumnya berjalan di bawah ketentuan Ius Commisionis berubah menjadi Ius Mandatum. Dengan itu tidak ada lagi wilayah yang resmi berada di bawah ordo atau tarekat religius tertentu. SVD misalnya, tidak bisa lagi menyebut wilayah Sunda Kecil (Nusa Tenggara) sebagai wilayahnya, karena tanggung jawab misi dan pastoral di wilayah itu beralih ke keuskupan-keuskupan, yang memiliki hak dan wewenang penuh untuk itu.

Kendatipun secara resmi berlaku ketentuan demikian, secara emosional ikatan itu tidak langsung lenyap. “Rasa memiliki” wilayah misi tertentu masih kuat melekat di saat itu, bahkan hingga saat ini. Entah sadar atau tidak, di dalam lubuk hati banyak misionaris masih tertanam rasa memiliki sebuah karya pastoral keuskupan yang dipercayakan kepada tarekat. Dalam kasus Batam, dari observasi sekilas penulis, kelekatan emosional ini berperanan besar dalam tanggapan atas berakhirnya kesepakatan kerja. ............. SELANJUTNYA

 
     
PAGE 1, 2, 3, 4, 5
 
 
 
 

LIHAT ARTIKEL LAIN

 


 
All stories by TIRTA WACANA Team except where otherwise noted. All rights reserved. | design: (c) aurelius pati soge