Jl. Kelapa Hijau - Bukit Indah Sukajadi - Batam 29642
SEARCH:

                 
  SVD Batam SOVERDIA (Awam SVD) Pelayanan Kitab Suci Pelayananan Internasional Liturgi dan Devosi Tirta Wacana  
         
Firman Tuhan untukku hari ini...
 
Betapa dalamnya Sabda Alkitabiah.
Semoga kita memperlakukannya dengan penghargaan yang tinggi (St. Arnoldus Janssen
)
 
  Yesus naik ke dalam sebuah perahu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu IA duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai, Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Luk 5:3-5)  
   
   
 
 
November 2015
  MASA BIASA PEKAN 33
   

Bersama Membangun Kerajaan Tuhan

PERJALANAN ke Yerusalem adalah peziarahan terakhir Yesus menuju pemenuhan keselamatan manusia melalui salib dan kebangkitan. Maka perjalanan itu harus efektip dipakai untuk memotivasi para murid, agar mereka dapat menjalankan tanggung jawab mereka dengan baik. Apakah mereka dapat menjadi pewarta yang baik tergantung pada sejauh mana mereka mengerti Sabda Tuhan, meresapkannya di hati dan terus mengembangkan pelayanan yang menjangkau semua orang. Hamba yang setia diberi karunia besar, hamba yang tak setia ditinggalkan. Pewarta yang setia diberi kesempatan baru, pewarta yang tak setia menjadi budak dosa. Kesempatan terbuka untuk semua orang, tetapi hanya orang yang jeli yang sanggup menyelami rencana Tuhan dan mewujudkannya.

Kemampuan membaca dan menanggapi firman Tuhan secara heroik muncul dalam kisah kemartiran seorang ibu dan tujuh anak dalam Kitab II Makabe. Untuk menyelamatkan nyawanya dan anaknya, sang ibu bisa berpura-pura menuruti kehendak penguasa. Tetapi ia sadar sepenuhnya, kemunafikannya akan menjadi beban bagi hidup selanjutnya. Yakin akan rahmat dan belas kasih Tuhan, sang ibu memilih mengakhiri hidup di dunia dengan tetap setia pada keyakinannya. Tuhan sudah setia pada mereka selama sekian puluh tahun, tak ada alasan meninggalkan Tuhan di detik terakhir. Dengan cara yang berbeda, Yesus memberi gambaran tentang pentingnya memahami kehendak Tuhan, yakni mengenal karunia Tuhan, mengembangkannya dan memanfaatkannya untuk pelayanan terhadap sesama. Perumpamaan uang mina menyimbolkan karunia Tuhan yang menjadi tanggung jawab. Karunia itu adalah iman pembawa rahmat, yang akan berkembang menjadi tanggung jawab, di mana setiap orang turut serta di dalam pengembangan Kerajaan Allah, sesuai besarnya karunia yang ia terima.

Ada dua cara menanggapi karunia Tuhan ini. Pertama kita mengembangkan karunia itu secara pribadi. Namun karena karunia itu berbeda-beda, kita perlu melangkah ke cara kedua, yakni membina kerja sama: yang berbakat menolong yang tidak berbakat, dan seterusnya. Pengembangan diri yang mantap serta kerja sama yang memberi peluang bagi setiap orang, yang ditunjang oleh keyakinan yang tak pernah goyah, akan menjadi daya pembaharu yang ampuh bagi dunia. (ap)

  1. Sanggupkah anda melihat apa karunia Tuhan yang telah diberikan kepada anda? Apa wujudnya?
  2. Dengan karunia tersebut, apa kerja sama yang anda bangun?

(c) 2015 aurelius pati soge

REFLEKSI BULAN INI
Mg
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
1 2 3 4 5 6
29 30 1 2 3 4 5
  Rabu, 18 November 2015
     
 

LANGIT DAN BUMI AKAN BERLALU NAMUN PERKATAANKU TIDAK AKAN BERLALU, TENTANG HAL ITU TIDAK SEORANG PUN YANG TAHU

   
   
   
 
2 Mak 7:1.20-31 | Mzm 17:1.5-6.8b.15 | Luk 19:11-28

 

Pencipta alam semesta akan memberi kembali roh dan kehidupan kepadamu (2 Mak
7:1.20-31)

Pada waktu itu ada tujuh orang bersaudara beserta ibunya ditangkap. Dengan siksaan cambuk dan rotan mereka dipaksa oleh Raja Antiokhus Epifanes untuk makan daging babi yang haram. Ibu itu sungguh mengagumkan secara luar biasa. Ia layak dikenang baik-baik. Ia harus menyaksikan ketujuh anaknya mati dalam tempo satu hari saja. Namun demikian ia tetap menanggungnya dengan tabah dan besar hati karena harapannya kepada Tuhan. Dengan rasa sakit yang luhur ia menghibur anaknya masing-masing dalam bahasanya sendiri penuh dengan semangat hukum. Dengan semangat jantan dikuatkannya tabiat kewanitaannya, lalu berkatalah ia kepada anak-anaknya, “Aku tidak tahu bagaimana kalian muncul dalam kandunganku. Bukan akulah yang memberi kalian nafas dan hidup atau menyusun anggota-anggota badanmu satu per satu, melainkan Pencipta alam semesta lah yang membentuk kelahiran manusia dan merencanakan kejadian segala sesuatunya. Dengan belas kasih Tuhan akan memberi kembali roh dan hidup kepadamu, justru karena kini kalian memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukumNya.”
Apapun raja Antiokhus mengira, bahwa ibu itu menghina dirinya, dan ia menganggap bicaranya suatu penistaan. Anak bungsu yang masih hidup tidak hanya dibujuk dngan kata-kata, tetapi raja juga menjanjikan dengan angkat sumpah, bahwa si bungsu akan dijadikannya kaya dan bahagia, asal saja ia mau meninggalkan adat istiadat nenek moyangnya. Bahkan ia akan dijadikan sahabat raja dan kepadanya akan dipercayakan pelbagai jabatan negara.
Oleh karena pemuda itu tidak menghiraukannya sama sekali, maka raja memanggil ibunya dan mendnesak supaya ia menasihati anaknya demi keselamatan hidupnya. Sesudah lama didesak barulah ibu itu menyanggupi untuk meyakinkan anaknya. Kemudian ia membungkuk kepada anaknya lalu dengan mencemoohkan penguasa yang bengis itu ia berkata dalam bahasanya sendiri, “Anakku, kasihanilah aku yang sembilan bulan lamanya mengandungmu dan tiga tahun lamanya menyusui engkau. Aku sudah mengasuhmu dan membesarkanmu hingga umurmu sekarang ini dan terus memeliharamu. Aku mendesak, ya anakku, tengadahlah ke langit dan ke bumi dan kepada segala sesuatu yang kelihatan di dalamnya. Ketahuilah bahwa Allah menjadikan semuanya itu bukan dari barang yang sudah ada. Demikianlah bangsa manusia juga dijadikan. Jangan takut kepada algojo itu. Sebaliknya hendaklah menyatakan diri sepantas kakak-kakakmu dan terimalah maut itu, supaya aku mendapat kembali engkau bersama kakak-kakakmu di masa belas kasihan kelak.”
Belum lagi ibu itu mengakhiri ucapannya, berkatalah pemuda itu, “Kalian menunggu siapa? Aku tidak akan taat kepada penetapan raja. Sebaliknya aku taat kepada segala ketetapan Taurat yang sudah dierikan oleh Musa kepada nenek moyang kami. Tetapi Baginda, yang menjadi asal usul segala malapetaka yang menimpa orang-orang Ibrani, pasti tidak akan luput dari tangan Allah.”

Mazmur Tanggapan (Mzm 17:1.5-6.8b.15; R: 15b)

Ref: Pada waktu bangun aku menjadi puas dengan hadiratMu, ya Tuhan.

  1. Dengarkanlah, Tuhan pengaduan yang jujur, perhatikanlah seruanku; berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu.
  2. Langkahku tetap mengikuti jejakMu, kaku tidaklah goyah. Aku berseru kepadaMu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telingaMu kepadaKu, dengarkanlah perkataanku.
  3. Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayapMu. Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajahMu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupamu.
 

Mengapa uangku tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? (Luk 19:11-28)

Pada waktu Yesus sudah mulai dekat Yerusalem, orang menyangka bahwa Kerajaan Allah akan segera nampak. Maka Yesus berkata, “Ada seorang bangsawan berangkat ke negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja. Sesudah itu baru ia akan kembali. Maka ia memanggil sepuluh orang hambanya, dan memberi mereka sepuluh mina, katanya, ‘Pakailah ini untuk berdagang sampai aku kembali.’ Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan, ‘Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami.’ Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Yang pertama datang dan berkata, ‘Tuan, mina Tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina.’ Katanya kepada hamba itu, ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik. Engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.’ Datanglah yang kedua dan berkata, ‘Tuan, mina Tuan telah menghasilkan lima mina.’ Katanya kepada orang kedua itu, “Dan engkau, kuasailah lima kota.’ Dan hamba yang ketiga datang dan berkata, ‘Tuan, inilah mina Tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. Sebab aku takut akan Tuan, karena Tuan adalah manusia yang keras. Tuan mengambil apa yang tidak pernah Tuan taruh, dan Tuan menuai apa yang tidak Tuan tabur.’ Kata bangsawan itu, ‘Hai hamba yang jahat! Aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu, aku ini orang yang keras. Aku mengambil apa yang tidak kutaruh dan menuai apa yang tidak kutabur. Jika demikian mengapa uangku tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya.’ Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ, ‘Ambillah mina yang satu ini dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu.’ Kata mereka kepadanya, ‘Tuah, ia sudah mempunyai sepuluh mina.’ Ia menjawab, ‘ Aku berkata kepadamu, setiap orang yang mempunyai, ia akan diberi; tetapi siapa yang tidak mempunyai, daripadanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku’.” Setelah mengatakan semuanya itu, Yesus mendahului mereka meneruskan perjalananNya ke Yerusalem.




HARI SEBELUMNYA  |  INDEX  |  HARI BERIKUTNYA
(Teks bacaan diambil dari Buku Bacaan Misale Romawi Indonesia, terbitan Obor, Jakarta)
 


 
All stories by TIRTA WACANA Team except where otherwise noted. All rights reserved. | design: (c) aurelius pati soge