KESEDERHANAAN Petrus dan rasul-rasul yang lain justru menjadi faktor kunci di dalam mengungkapkan kebenaran. Para nelayan Galilea ini terbiasa dengan hidup apa adanya. Profesi menangkap ikan membentuk watak itu, sehingga mereka polos menyampaikan apa yang mereka yakini. Ketika berhadapan dengan elite Yahudi yang penuh intrik dan konspirasi, watak ini memungkinkan mereka menyampaikan kebenaran seperti yang mereka imani. "Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia", kata Petrus menegaskan posisinya di hadapan Makhamah Agama.

KETEGASAN Petrus itu mengamini kesaksian Yohanes Pembaptis ketika ia mempersiapkan jalan bagi Mesias. "Siapa yang menerima kesaksian-Nya, ia mengakui bahwa Allah adalah benar. Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas", kata Yohanes (Yoh 3:33-34). Kesaksian ini menegaskan tipe sikap manusia terhadap pesan keselamatan yang direncanakan Tuhan. Berbagai cara dipergunakan Tuhan untuk mengingatkan manusia akan bahaya dosa. Namun sejarah keselamatan membuktikan, bahwa manusia selalu dengan sengaja mengingkari Tuhan. Di sini belas kasih Tuhan berperanan, karena walaupun ditolak, Tuhan tetap mengirim utusan-Nya, hingga berpuncak pada Yesus. Kita memupuk kesadaran untuk menuruti firman Tuhan itu.

DI DALAM diri setiap orang selalu ada potensi berbuat baik dan potensi berbuat jahat. Kehendak bebas menentukan, bagaimana seseorang itu berada di pihak yang benar atau yang salah. Tuhan sudah memberi kita kehendak tersebut, namun ia juga memberi kita pedoman, agar ketika kita tidak bisa menentukan sikap, ada pedoman yang harus dirujuk. Itulah perintah Tuhan, agar kita selalu melakukan hal yang benar; menyampaikan firman pembawa kehidupan; bertekun dalam pelayanan, sehingga semakin banyak orang yang menerima dan mengikuti jalan Kristus. (ap)

Ketika kami kehilangan arah hidup kami, ya Tuhan, datanglah dan ingatkanlah kami agar berbalik dari dosa dan kembali kepada-Mu. Amin.