Jl. Kelapa Hijau - Bukit Indah Sukajadi - Batam 29642
SEARCH:

                 
  SVD Batam SOVERDIA (Awam SVD) Pelayanan Kitab Suci Pelayananan Internasional Liturgi dan Devosi Tirta Wacana  
 
Firman Tuhan untukku hari ini...
 
Betapa dalamnya Sabda Alkitabiah.
Semoga kita memperlakukannya dengan penghargaan yang tinggi (St. Arnoldus Janssen
)
 
  Yesus naik ke dalam sebuah perahu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu IA duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai, Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Luk 5:3-5)  
   
   
 
 
Maret 2015
  MASA PRAPASKAH PEKAN 5
   
Tak Ada Dosa Yang Tak Terampuni

INSTITUSI penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan, kehakiman dan sebagainya, sering menyimpan rekam jejak kriminal seorang terpidana, termasuk ketika ia sudah menjalani hukumannya dan bebas dari penjara. Pada satu sisi, rekam jejak tersebut diperlukan untuk memantau para pelaku kejahatan agar tidak lagi mengulangi kejahatannya. Pada sisi lain, bagi pelaku yang sungguh bertobat rekam jejak itu menjadi beban sosial. Ketika ada orang lain yang melakukan kejahatan serupa, ia mungkin jadi orang pertama yang diinterogasi aparat hukum, karena menurut catatan, ia pernah melakukan kejahatan serupa. Mungkin ia dapat membuktikan, bahwa ia tidak bersalah dan dengan itu tidak dijerat hukum, tetapi hukuman sosial ternyata berlaku. Warga masyarakat akan memandangnya dengan penuh curiga, mengorek-ngorek masa lalu, merendahkan dirinya, bahkan mengambil sikap keras seperti menolak dirinya di lingkungan setempat. Ia pun terusir, nilai tobat yang diupayakannya dengan sepenuh hati seperti tidak berarti sedikitpun.

Perempuan yang tertangkap basah ketika berzinah dibawa ke hadapan Yesus. Menurut hukum Taurat, ia harus dirajam dengan batu sampai mati. Tetapi di mana laki-laki yang melakukan perzinahan bersama perempuan ini? Bukankah dia harus dihukum mati juga? Yesus melihat ada yang tidak adil di dalam pengadilan perempuan ini. Ia orang yang lemah, sedangkan lelaki itu sama sekali tidak disebut. Mungkin ia orang yang kuat dan punya pengaruh di dalam masyarakat. Menghukum hanya pihak yang lemah mencerminkan sikap diskriminasi masyarakat. Di sini Yesus bertindak untuk memihak yang lemah. "Barangsiapa di antara kamu yang tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini", tantang Yesus. Masing-masing orang dipaksa untuk meneropong suara hatinya sendiri. Semua mereka pergi satu per satu. Itu berarti, mereka telah berdosa di masa lalu. Maka pesan pokok dalam tantangan Yesus ialah: Jika anda pernah berdosa dan mendapat pengampunan, mengapa perempuan berdosa ini tidak berhak mendapat karunia pengampunan serupa dari Tuhan? Setiap pendosa yang bertobat berhak dipulihkan martabatnya, baik sebagai umat beriman maupun sebagai anggota masyarakat.

Di dalam masyarakat sering ada ketimpangan di dalam memandang hukum. Orang banyak cenderung menghakimi orang lain tanpa memperhatikan, bahwa ia sendri pernah melakukan kesalahan serupa. Di hadapan Yesus, tak ada dosa yang tak terampuni. Semangat inilah yang perlu kita teladani. Mari membuka hati untuk menyambut setiap orang yang ingin kembali ke pangkuan Gereja. Biarkanlah mereka mengalami, bahwa pengampunan Tuhan itu terwujud melalui tangan sesama kaum beriman. (ap)

  1. Pernahkah anda menolak pendosa yang bertobat?
  2. Sadar akan dosa anda sendiri, bagaimana anda bersikap selanjutnya? Bertobat atau teguh pada keyakinan tersebut?

(c) 2015 aurelius pati soge

REFLEKSI BULAN INI
Mg
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
1 2 3 4 5 6
29 30 31 1 2 3 4
  Senin, 23 Maret 2015
prapaskah
 
 
BARANGSIAPA MENCINTAI NYAWANYA IA
AKAN KEHILANGAN, BARANGSIAPA TIDAK MENCINTAI NYAWANYA, IA MEMELIHARANYA
   
   
   
 
Dan 13:1-9.15-17.19-30.33-62 | Mzm 23:1-6 | Yoh 8:1-11

 

Sungguh, aku mati,meskipun aku tidak melakukan suatu pun dari yang mereka tuduhkan (Dan 13:41c-62)

Pada waktu itu Susana dijatuhi hukuman mati atas tuduhan berbuat serong. Maka berserulah Susana dengan suara nyaring, , “Allah yang kekal, yang mengetahui apa yang tersembunyi, dan mengenal sesuatu sebelum terjadi, Engkau pun tahu bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap aku. Sungguh, aku mati, meskipun aku tidak melakukan sesuatu pun dari yang mereka dustakan tentang aku.”Maka Tuhan mendengarkan suaranya. Ketika Susana dibawa ke luar untuk dihabisi nyawanya, Allah membangkitkan roh suci dalam diri seorang anak muda, Daniel namanya. Anak muda itu berseru dengan suara nyaring, “Aku tidak berslah terhadap darah perempuan itu!” Maka segenap rakyat berpaling kepada Daniel, katanya, “Apa maksudnya kata-katamu itu?” Daniel pun lalu berdiri di tengah-tengah mereka. Katanya, “Demikian bodohkah kamu, hai orang Israel? Adakah kamu menghukum seorang puteri Israel tanpa pemeriksaan dan tanpa bukti? Kembalilah ke tempat pengadilan, sebab orang itu memberikan kesaksian palsu terhadap perempuan ini!”
Maka bergegaslah rakyat kembali ke tempat pengadilan. Orang tua-tua berkata kepada Daniel, “Kemarilah, duduklah di tengah-tengah kami dan beritahulah kami, sebab Allah telah menganugerahkan kepadamu martabat orang tua-tua.” Lalu kata Daniel kepada orang yang ada di situ, “Pisahkanlah ke dua orang tua-tua tadi jauh-jauh, maka mereka akan diperiksa.” Setelah mereka dipisahkan satu sama lain, Daniel memanggil seorang di antara mereka dan berkata kepadanya, “Hai engkau yang sudah beruban dalam kejahatan, Sekarang engkau ditimpa dosa-dosa yang dahulu telah kauperbuat dengan menjatuhkan keputusan-keputusan yang tidak adil, dengan menghukum oang yang tidak bersalah dan melepaskan orang yang bersalah, meskipun Tuhan telah berfirman: Orang yang tak bersalah dan orang benar janganlah kau bunuh. Oleh sebab itu, jikalau engkau sungguh-sungguh melihat dia, katakanlah : Di bawah pohon apakah telah kau lihat mereka bercampur?” Sahut orang tua-tua itu, “ Di bawah pohon mesui!” Kembali Daniel berkata, “Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri! Sebab malaikat Allah telah menerima firman dari Allah untuk membelah engkau!”
Setelah orang itu disuruh pergi, Daniel pun lalu menyuruh bawa yang lain kepadanya. Kemudian berkatalah Daniel kepada orang itu, “Hai keturunan Kanaan dan bukan keturunan Yehuda, kecantikan telah menyesatkan engkau dan nafsu birahi telah membengkokkan hatimu. Kamu sudah biasa berbuat begitu denga puteri-puteri Israel, dan mereka pun terpaksa menuruti kehendakmu karena takut. Tetapi puteri Yehuda ini tidak mau mendukung kefasikanmu! Oleh karena itu katakanlah kepadaku: Di bawah pohon apakah telah kau dapati mereka bercampur?” Sahut orang tua-tua itu, “Di bawah pohon berangan!” Kembali Daniel berkata, “Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri. Sebab malaikat Allah sudah menunggu-nunggu dengan pedang terhunus untuk membahan engkau, Supaya engkau binasa!”
Maka berserulah seluruh himpunan itu dengan suara nyaring. Mereka memuji Allah yang menyelamatkan siapa saja yang berharap kepada-Nya. Serentak mereka bangkit melawan kedua orang tua-tua itu, sebab Daniel telah membuktikan dengan mulut mereka sendiri bahwa mereka telah memberikan kesaksian palsu. Lalu mereka diperlakukan sebagaimana mereka sendiri mau mencelakakan sesamanya. Sesuai dengan taurat Musa kedua orang itu dibunuh. Demikian pada hari itu diselamatkan darah yang tak bersalah.

Mazmur Tanggapan (Mzm 23:1-6; R: 4ab)

Ref: Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.

  1. Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekuragan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membaringkan aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
  2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau bersertaku. Tongkat gembalaan-Ku, itulah yang menghibur aku.
  3. Engkau menyediakan hidangan bagiku dihadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh melimpah.
  4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.

Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini (Yoh 8:1-11)

Sekali peristiwa Yesus pergi ke bukit Zaitun. Dan pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepadaNya. Yesus duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada Yesus seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah, lalu berkata kepada Yesus, “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintah-kan kita untuk melempari dengan batu perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapatmu tentang hal ini?” Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Yesus, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkanNya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis di tanah dengan jariNya. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepadaNya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Yesus membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu, yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya, “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”




HARI SEBELUMNYA  |  INDEX  |  HARI BERIKUTNYA
(Teks bacaan diambil dari Buku Bacaan Misale Romawi Indonesia, terbitan Obor, Jakarta)
 


 
All stories by TIRTA WACANA Team except where otherwise noted. All rights reserved. | design: (c) aurelius pati soge