GEREJA tidak begitu saja memberi gelar orang kudus kepada setiap orang. Salah satu syarat yang dituntut ialah adanya mujizat dengan pengataraannya. Bagi St. Arnoldus Janssen, kisah itu datang dari Kota Baguio, Filipina. Bagaimana kejadiannya?

PAMELA AVELLANOSA hanyalah seorang gadis remaja dari Baguio City, Filina. Ia bukanlah siapa-siapa kalau gadis yang senang bersepeda ini tidak mengalami kecelakaan tanggal 2 Januari 1995. Ternyata kecelakaan itu sangat fatal. Ia dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan menderita trauma hebat di kepala yang membuatnya tak sadarkan diri dan sangat melemahkan fungsi organ pernafasan. Ia dalam bahaya maut dan harus dirawat di ICU dengan bantuan pemacu jantung dan alat bantu pernafasan. Dokter yang mengetahui gawatnya keadaan menyatakan bahwa pembedahan tidak akan menolong. Harapan hidup amat kecil, dan walaupun hidup ia tak akan mampu menggunakan semua indranya. Secara praktis, fungsi otaknya tidak ada, sehingga Namun sekitar pukul 7.30 malam, tanpa pemeriksaan pendahuluan, para dokter membedah kepala bagian kanan dan mengeluarkan gumpalan darah dari selaput otaknya. Di saat yang bersamaan, sekitar jam 6 sore, nenek Pamela bersama para suster SSpS Adorasi Abadi (SSpSAP) berdoa kepada Beato Arnoldus Janssen memohon bantuannya agar Tuhan memberikan kesembuhan kepada Pamela. Saat itu juga keadaan Pamela mulai membaik hingga akhirnya sembuh total. Tahun 1999, Vikaris Apostolik Baguio memulai penyelidikan atas mujizat itu yang akhirnya diakui oleh Vatikan pada tanggal 7 April 2000. Setelah melewati proses penyelidikan lanjut di Vatikan, pada tanggal 19 November 2002 kesembuhan Pamela dinyatakan sebagai mujizat Tuhan dengan pengantaraan Beato Arnoldus Janssen.