SEORANG dokter pernah mengingatkanku untuk selalu menjaga keseimbangan antara tugas dan rekreasi. "Jangan tunggu ada waktu, karena tidak akan terjadi. Ciptakan waktu rekreasi supaya badan dan mental dipulihkan. Dengan itu tugas yang berat akan lebih efektif dilaksanakan." Sekarang saya sadar, kata-katanya itu benar. Selalu ada tugas yang harus diselesaikan, tapi kalau badan tak pernah disegarkan, daya mental pun meluntur. Yang rugi tentu saya sendiri, bukan orang lain.

PENAMPILAN Yesus begitu kharismatis dan sangat mengundang kekaguman banyak orang. Kuasa penyembuhan yang dimiliki-Nya telah menjadi magnet bagi orang-orang malang. Yesus sungguh memanfaatkan semuanya demi melayani orang-orang tersebut. Tak mengherankan kalau popularitas-Nya meningkat. Menjadi soal ketika orang-orang berpandangan, bahwa tokoh kharismatis seperti ini harus selalu siap untuk orang yang membutuhkan. Yesus memberi jawaban yang lain. Ia memang siap menolong, tapi ada sisi lain yang harus diperhatikan, yakni doa untuk membangun komunikasi dengan Bapa. Walaupun orang mencari-cari diri-Nya, Yesus tetap mengundurkan diri untuk berdoa.

KARYA nyata membutuhkan jiwa dari kerohanian yang kuat, dan kerohanian yang baik harus terwujud dalam bentuk konkrit yang menyentuh hidup manusia. Sebagaimana Yesus melayani manusia dan juga memelihara komunikasi vertikal dengan Bapa, semua murid Yesus berkewajiban memelihara kualitas pribadi seperti ini. Layanilah orang dengan baik, tetapi jangan lupa "charge" aspek kerohanian diri dengan doa, meditasi, refleksi dan permenungan-permenungan lain yang meningkatkan kepekaan nurani. Nurani yang peka menjadi medium Tuhan berbicara kepada kita dan jawaban kita kepada Tuhan. (ap)

Sebagaimana Engkau telah menghayatinya, ya Yesus, ingatkanlah kami untuk selalu menjaga keseimbangan sisi rohani dan jasmani kami. Amin.